Pasca Amerika Serikat memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia, sejumlah perusahaan penyulingan minyak di China dan India mulai mencari pasokan alternatif. Sanksi ini bertujuan untuk melemahkan kemampuan Rusia dalam mendanai perangnya dengan Ukraina. Diketahui bahwa banyak kapal tanker yang sebelumnya mengangkut minyak dari Rusia telah dialihkan ke India dan China, akibat sanksi yang diberlakukan oleh negara-negara Barat.
Sanksi baru ini mendorong China dan India untuk mencari pasokan minyak dari Timur Tengah, Afrika, dan Amerika. Harga minyak jenis Timur Tengah pun mengalami kenaikan, memaksa kedua negara tersebut untuk mencari alternatif pasokan. Meskipun demikian, beberapa sumber menyatakan bahwa sanksi terhadap perusahaan asuransi minyak Rusia mungkin membuat Rusia menawarkan minyak dengan harga lebih rendah.
Dampak dari sanksi tersebut juga terlihat dalam perpindahan pasar minyak dari Iran ke Timur Tengah. India sebagai pembeli utama minyak mentah Iran juga diperkirakan akan beralih ke minyak Timur Tengah yang lebih berat. Selain itu, sanksi yang diberlakukan oleh AS juga berdampak pada peningkatan posisi tawar negara-negara di Timur Tengah, seperti Oman dan Murban.
Meskipun demikian, Kremlin menyatakan bahwa sanksi tersebut dapat mengganggu stabilitas pasar global. Presiden Rusia, Vladimir Putin, bahkan bersumpah untuk melawan sanksi tersebut. Namun, analis memperkirakan bahwa Rusia masih dapat beradaptasi dengan menggunakan armada kapal bayangan yang belum terkena sanksi, yang terdiri dari sekitar 600 tankers. Sanksi tersebut juga tidak sepenuhnya melarang pasokan minyak Rusia ke India, karena adanya diskon besar yang ditawarkan oleh Rusia.
Dengan berbagai langkah yang diambil oleh China dan India untuk mengatasi dampak sanksi tersebut, pasar minyak global diharapkan dapat tetap stabil meskipun adanya ketegangan antara Rusia dan Ukraina.