Side Jobs: Fenomena dan Kenyataan di Indonesia
Kegiatan mencari pekerjaan sampingan atau side job kini semakin umum terjadi di Indonesia. Banyak pekerja, baik di kota maupun desa, mulai memilih memiliki tambahan pekerjaan untuk menambah pemasukan atau memenuhi kebutuhan gaya hidup. Namun, mengapa semakin banyak pekerja memilih side jobs saat ini?
Berdasarkan riset dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), sekitar 8,2% pekerja di Indonesia memiliki side jobs. Data ini menunjukkan bahwa kebutuhan untuk mencari sumber pendapatan tambahan cukup merata di berbagai provinsi. Dalam data Sakernas Agustus 2024, terdapat 5 provinsi dengan proporsi pekerja side jobs tertinggi, seperti Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, DI Yogyakarta, Sulawesi Barat, dan Lampung.
Selain untuk menambah penghasilan, side jobs juga menjadi mekanisme bertahan hidup bagi sebagian pekerja Indonesia. Data menunjukkan bahwa pekerja dengan gaji rendah cenderung lebih banyak memiliki side jobs. Selain itu, gender dan generasi juga mempengaruhi jumlah pekerja dengan side jobs, dimana laki-laki dan generasi Z lebih banyak memiliki pekerjaan tambahan.
Namun, perlu diperhatikan bahwa side jobs memiliki dua sisi yang berbeda. Di satu sisi, side jobs bisa membantu pekerja mengoptimalkan waktu dan menambah pengalaman serta penghasilan tambahan. Namun, di sisi lain, tambahan kerja di luar jam kerja utama dapat meningkatkan tekanan fisik dan mental, yang dapat berdampak pada kesehatan dan keseimbangan hidup pekerja.
Dengan demikian, side jobs bukan hanya sekadar gaya hidup, namun juga menjadi strategi bertahan hidup bagi banyak pekerja di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa penting untuk memahami fenomena side jobs ini secara komprehensif guna mencari solusi terbaik bagi pekerja yang membutuhkannya.