Polres Metro Jakarta Pusat memperkuat komitmennya dalam memberantas aksi premanisme serta menertibkan atribut organisasi masyarakat (ormas) yang menyebabkan kekhawatiran di masyarakat. Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi premanisme di wilayah Jakarta Pusat. Polres Metro Jakarta Pusat terus mengintensifkan Operasi Berantas Jaya 2025, suatu operasi khusus dari Polda Metro Jaya yang berlangsung dari 9 hingga 23 Mei 2025. Operasi ini bertujuan untuk menindak aksi premanisme, ormas yang mengganggu ketertiban masyarakat, serta “debt collector” yang menarik kendaraan secara paksa.
Penegakan aturan terhadap atribut ormas merujuk pada Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum, yang melarang pemasangan atribut tanpa izin di fasilitas umum. Kepolisian menegaskan bahwa kegiatan penertiban akan terus dilakukan di wilayah lain yang masih terdapat atribut ormas ilegal. Susatyo menegaskan bahwa semua pihak harus patuh pada aturan dan tidak ada ruang bagi premanisme dalam bentuk apapun untuk berkembang. Polsek Metro Tanah Abang sebelumnya telah menertibkan sejumlah atribut ormas yang terpasang secara ilegal di wilayah Kebon Melati, Tanah Abang. Salah satu contohnya adalah bendera milik organisasi masyarakat Pemuda Pancasila yang sebelumnya terpasang di Pos Jalan Tenaga Listrik.
Kapolsek Metro Tanah Abang, Kompol Haris Akhmad Basuki, menjelaskan bahwa pendekatan persuasif tetap menjadi prioritas dalam penertiban. Kerjasama dengan tokoh masyarakat dan warga sangat penting, namun demikian kesadaran ormas cukup tinggi dan mereka bekerja sama dalam menjaga kondusifitas wilayah. Semua langkah ini diambil dalam upaya memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat sekaligus mengedepankan ketertiban umum.
