Pak Bahlil, Jangan Khawatir, Ini Dia Cara Efektif Mengurangi Impor LPG

by -83 Views
Pak Bahlil, Jangan Khawatir, Ini Dia Cara Efektif Mengurangi Impor LPG

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia baru-baru ini gencar membicarakan lonjakan konsumsi Gas Petroleu Liquified (LPG) di masyarakat. Indonesia sudah lama bergantung pada impor LPG untuk memenuhi kebutuhan energi domestik. Ketergantungan ini memberikan beban besar pada devisa negara.

“Bahan bakar gas LPG kita memiliki konsumsi sebesar 7 juta ton, sementara produksi dalam negeri hanya 1,8 juta ton. Sisanya harus diimpor, mengapa hal ini terjadi terus-menerus di negara ini? Mengapa kita tidak bisa membangun industri ini sendiri, atau sengaja dibiarkan agar importir terus menguasainya,” ungkap Bahlil dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, seperti dilansir pada Rabu (28/8/2024).

Oleh karena itu, selain meningkatkan program hilirisasi LPG, pengembangan jaringan gas bumi untuk rumah tangga (jargas) juga menjadi opsi strategis Bahlil dalam mengurangi impor.

“Selain LPG subsidi, kami sedang mempertimbangkan untuk mengembangkan jaringan gas (jargas) dan membangun industri LPG di Indonesia,” kata Bahlil.

Jargas merupakan program pemerintah yang bertujuan menyediakan akses gas bumi langsung ke rumah-rumah melalui jaringan pipa sebagai alternatif dari penggunaan LPG. Gas dalam jargas lebih praktis karena tidak perlu menggunakan tabung seperti halnya LPG.

Saat ini, sekitar 900 ribu rumah di Indonesia sudah terhubung dengan jaringan gas. Pada akhir tahun 2024, ditargetkan akan ada 2,5 juta rumah tangga yang terhubung dengan jargas. Program jargas ini, menurut catatan Lemigas Kementerian ESDM, dapat menghemat subsidi LPG hingga Rp 1,6 triliun.

Terkait impor LPG, Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2023 mencatat bahwa impor LPG sepanjang 2023 mencapai 6,950 juta ton atau sekitar 79,7% dari total kebutuhan LPG nasional sebesar 8,710 juta ton. Jumlah impor LPG tersebut meningkat 3,13% dibandingkan dengan impor tahun sebelumnya.

Komisi VII DPR RI dan Kementerian ESDM telah menyetujui bahwa volume LPG 3 Kg dalam RAPBN Tahun Anggaran 2025 ditetapkan sebesar 8,2 juta ton. Volume ini mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya karena permintaan masyarakat yang meningkat.