Jakarta, CNBC Indonesia – Beberapa negara di dunia, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis, telah meminta warga negara mereka untuk segera meninggalkan Lebanon. Imbauan ini dikeluarkan karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah pembunuhan kepala politik Hamas dan kepala militer Hizbullah dalam waktu yang berdekatan.
Pada Sabtu, sekutu Israel, AS, mengumumkan akan mengirimkan kapal perang dan jet tempur tambahan ke wilayah tersebut dan meminta warganya di Lebanon untuk pergi dengan “tiket apapun yang tersedia”.
Kedutaan Besar AS di Beirut meminta warganya untuk “mempersiapkan rencana darurat” jika mereka memilih untuk tinggal di Lebanon dan bersiap untuk “berlindung di tempat untuk jangka waktu yang lama”.
Kantor Luar Negeri Inggris juga mendesak warganya di Lebanon untuk pergi “sekarang sementara opsi komersial masih tersedia”.
“Ketegangan meningkat, dan situasinya dapat memburuk dengan cepat,” kata Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Al Jazeera.
“Sementara kami bekerja sepanjang waktu untuk memperkuat kehadiran konsuler kami di Lebanon, pesan saya kepada warga negara Inggris di sana jelas – pergi sekarang,” tambahnya, mengonfirmasi bahwa anggota keluarga staf kedutaannya di Beirut telah “ditarik sementara”.
Pada Minggu, Kementerian Luar Negeri dan Eropa Prancis mengeluarkan peringatan perjalanan, yang mengundang warga negaranya di Lebanon untuk meninggalkan negara itu “secepat mungkin” karena risiko eskalasi militer.
“Dalam konteks keamanan yang sangat tidak menentu, kami sekali lagi meminta perhatian warga negara Prancis, khususnya mereka yang sedang lewat, pada fakta bahwa penerbangan komersial langsung dan yang memiliki persinggahan di Prancis masih tersedia,” kata kementerian tersebut.
Sementara itu, Kanada memberi tahu warga negaranya untuk menghindari semua perjalanan ke Israel. “Situasi keamanan dapat memburuk lebih lanjut tanpa peringatan,” kata pemerintah Kanada dalam peringatan perjalanan.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia juga melakukan peringatan serupa untuk warganya yang masih berada di Lebanon, Iran, dan Israel.
“Kami mengimbau kepada Warga Negara Indonesia (WNI) untuk sementara waktu tidak melakukan perjalanan ke Lebanon, Iran dan Israel, sampai kondisi keamanan membaik,” kata Kemlu RI dalam sebuah pernyataan pada Minggu (4/8/2024).
Selain itu, Kemlu RI juga mengimbau kepada para WNI yang berada di wilayah tersebut untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti langkah-langkah kontingensi yang diarahkan oleh Perwakilan RI di sana.
“Khusus bagi WNI di wilayah Lebanon diimbau untuk dapat segera meninggalkan wilayah Lebanon,” tambahnya.
Meningkatnya ketegangan juga telah memaksa maskapai penerbangan besar, termasuk maskapai penerbangan Belanda KLM, Lufthansa, Emirates, Air France, Turkish Airlines, Singapore Airlines, dan Swiss Airlines, untuk menghentikan penerbangan mereka ke Israel, Iran, dan Lebanon.
Sebelumnya, Israel melakukan pembunuhan Kepala politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran, dan kepala militer Hizbullah Fuad Shukr oleh Israel di Beirut, Lebanon. Pembunuhan keduanya dilakukan oleh Israel pada Rabu, 31 Juli, dan hanya berselisih beberapa jam.
Kematian mereka telah memicu janji balas dendam dari Iran serta kelompok Hizbullah Lebanon, sekutu kelompok Palestina Hamas yang sudah saling serang lintas perbatasan dengan Israel sejak serangan Zionis terhadap Gaza dimulai pada Oktober 2023.
Kelompok-kelompok yang didukung Iran dari Lebanon, Yaman, Irak, dan Suriah telah terlibat dalam perang Israel yang berlangsung hampir 10 bulan di Gaza. Namun, pembunuhan Haniyeh dan Shukr telah meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya konflik regional.