Jakarta, CNBC Indonesia – Situasi di Ukraina Timur semakin memburuk dalam beberapa hari terakhir. Rusia terus melakukan serangan di wilayah tersebut.
Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Oleksandr Syrskyi, mengungkapkan kondisi tersebut. Dia menyebutkan bahwa serangan Rusia terus terjadi di daerah Luman dan Bakhmut.
“Khususnya karena intensifikasi tindakan ofensif musuh setelah pemilihan presiden di Federasi Rusia,” katanya seperti dilaporkan oleh CNBC Internasional, Sabtu (13/4/2024).
Rusia menggunakan kendaraan lapis baja untuk menyerang Ukraina Timur, dilengkapi dengan puluhan tank dan kendaraan tempur infanteri.
“Walaupun mengalami kerugian besar, musuh terus meningkatkan usahanya dengan mengerahkan banyak unit baru dengan kendaraan lapis baja, yang beberapa kali berhasil dicapai,” jelasnya.
Situasi di wilayah tersebut semakin memburuk setelah Rusia merebut sebagian wilayah Luhansk dan Donetsk. Rusia diketahui lebih unggul dalam beberapa aspek, termasuk jumlah tentara dan pasokan peluru senjata.
Di sisi lain, Ukraina menghadapi kesulitan, terutama dalam pasokan artileri yang kurang selama berminggu-minggu. Ukraina berupaya meminta bantuan dari negara sahabatnya untuk memenuhi kekurangan artileri dan amunisi.
Amerika Serikat (AS) juga memberikan kontribusi dalam memperburuk kondisi tersebut. Bantuan militer senilai US$60 miliar (Rp 967 triliun) masih tertahan oleh Partai Republik.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyatakan bahwa negaranya bisa kalah dalam perang jika lebih banyak bantuan tidak disetujui oleh Kongres AS.
