Mantan Presiden Rusia yang juga sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, Dmitry Medvedev, memprediksi bahwa Amerika Serikat (AS) akan segera mengalami “perang saudara baru” terkait sanksi terhadap Rusia dan situasi politik dalam pemilu AS tahun ini.
Sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina pada Februari 2022, negara-negara Barat, termasuk AS, telah memberlakukan ribuan sanksi terhadap individu, bisnis, dan institusi pemerintah Rusia. AS telah memperluas sanksinya melalui perintah eksekutif Presiden Joe Biden pada Desember, yang memungkinkan Washington untuk menargetkan bank asing yang berhubungan dengan perusahaan yang mendukung industri pertahanan Rusia.
Dalam sebuah pesan di Telegram, Medvedev, yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, mengomentari situasi politik AS menjelang pemilu presiden 2024. Ia menyatakan bahwa mantan Presiden Donald Trump, calon presiden dari Partai Republik, mungkin akan mencabut sanksi terhadap Rusia jika terpilih. Namun, ia menekankan bahwa kemungkinan besar Trump tidak akan melakukannya karena Trump tetap terikat dengan kepentingan “Deep State” AS yang anti-Rusia.
“Karena dendam terhadap pemerintahan saat ini, Donald Trump mengancam akan mencabut sanksi terhadap Rusia. Namun, apakah ia benar-benar akan melakukannya jika terpilih? Tidak, tentu saja tidak. Di balik semua keberaniannya sebagai ‘orang luar’, Trump pada dasarnya adalah orang dalam yang mapan,” katanya, dikutip dari Newsweek, Senin (9/9/2024).
Dia juga mengatakan Trump seorang narsistik yang eksentrik, tetapi ia juga seorang pragmatis. Sebagai seorang pengusaha, Trump memahami bahwa sanksi merusak dominasi dolar di dunia.
“Namun, itu bukan alasan yang cukup untuk melakukan revolusi di Amerika Serikat dan menentang garis anti-Rusia dari Deep State yang terkenal kejam, yang jauh lebih kuat daripada Trump mana pun,” kata Medvedev.
Medvedev juga mengkritik calon dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris, yang menggantikan Joe Biden setelah Biden mundur dari pencalonan pada Juli. Ia menggambarkan Harris sebagai sosok yang tidak berpengalaman dan meremehkan kemampuannya dalam menangani isu-isu internasional.
Medvedev menyimpulkan pesannya dengan menyatakan bahwa sanksi terhadap Rusia akan terus berlanjut hingga AS mengalami keruntuhan akibat perang saudara yang ia anggap “akan segera terjadi.”
Komentar Medvedev ini menuai tanggapan dari juru bicara Trump, Steven Cheung, yang menyatakan bahwa “Putin mendukung Kamala Harris karena dia tahu Harris akan menjadi sosok yang lemah bagi Rusia.”
Ini bukan pertama kalinya Medvedev memprediksi perang saudara di AS. Pada peringatan Hari Kemerdekaan AS pada Juli lalu, ia juga membandingkan situasi politik AS dengan perang sipil yang sedang berlangsung di Ukraina.
Meski Medvedev sering kali melontarkan retorika keras di media sosial, Kementerian Luar Negeri AS menegaskan bahwa pernyataannya tidak perlu dianggap serius. Seorang juru bicara mengatakan bahwa pernyataan tersebut adalah bagian dari propaganda Kremlin yang sudah biasa.
Isu tentang kemungkinan perang saudara di AS juga pernah dibahas oleh tokoh pro-Putin lainnya, seperti Sergei Markov, yang mengatakan bahwa jika perang saudara terjadi di AS, konflik di Ukraina akan segera berakhir dalam waktu satu minggu.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini: Video: AS Tuding Iran Berupaya Retas Kampanye Trump & Harris
Next Article
Siaga PD 3 ‘Sejengkal’ Lagi, Sahabat Putin Kode Barat Deklarasi Perang