Ancaman kematian massal sekarang terjadi di Gaza. Kekurangan makanan yang ekstrem di berbagai wilayah di kantong Palestina menjadi penyebabnya. Warga yang masih bertahan dari serangan Israel dilaporkan mengalami kelaparan tingkat tinggi, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pasokan makanan telah terputus di sebagian besar lokasi.
Pemantau kelaparan global PBB, Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), mengonfirmasi bahwa 70% orang di sana telah menderita kekurangan pangan akut, bahkan lebih dari tiga kali lipat dari ambang batas 20%. IPC mengungkapkan bahwa dua orang dari 10.000 orang meninggal setiap hari karena kelaparan, kekurangan gizi, dan penyakit.
Amerika Serikat (AS) dan Eropa melancarkan kecaman terkuat terhadap Israel atas ancaman kelaparan ini. Meskipun demikian, tekanan internasional tidak diindahkan oleh pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan alasan “pembelaan diri”.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut laporan IPC sebagai “dakwaan yang mengerikan” dan menyerukan agar Israel memberikan akses penuh dan tidak terbatas ke seluruh wilayah Gaza.
Di samping ancaman kelaparan yang mengancam warga Gaza, Israel terus melancarkan serangan besar-besaran. Terdapat klaim bahwa lebih dari 20 pejuang Hamas, termasuk seorang komandan senior Hamas, telah tewas dalam serangan tersebut.
Perundingan untuk gencatan senjata yang memasuki bulan keenam akan dilanjutkan, namun kemungkinan mencapai kesepakatan akan memakan waktu setidaknya dua minggu lagi. Sekian warga Gaza telah tewas akibat serangan Israel sejak Oktober, tanpa ada sanksi yang diberikan oleh dunia.
Artikel Selanjutnya:
35 Hari Dibom Israel, Warga Palestina Terancam Mati Kelaparan
(sef/sef)