Calon Presiden Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo memastikan siap melanjutkan kebijakan hilirisasi yang sudah dimulai kencang sejak era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sekalipun harus berhadapan dengan tuntutan negara lain di World Trade Organization (WTO).
“Posisi politik saya hilirisasi terus. Dan terus kita extend,” ungkap Ganjar dalam acara Dialog Apindo-Debat Capres 2024 di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (11/12/2023).
Meski demikian, menurut Ganjar banyak persoalan yang harus dibenahi sehingga memberikan manfaat yang besar bagi kemakmuran rakyat. Ganjar menyebut, salah satu komoditas yang akan dikembangkan adalah batu bara.
“Kalau kita bicara batu bara apakah akan begini saja? Tidak kah kita berpikir untuk nilai tambah. Agar kita bisa memenuhi kebutuhan. Transisi energi kalau belum bisa maju banget, dari fosil ke gas dulu,” paparnya.
Komoditas lain adalah di sektor kelautan. “Kita belum hilirisasi. Perikanan kita baru tangkap, yang lain budi daya. Kita masih butuh cold storage, pengolahan,” ujar Ganjar.
Ganjar tidak menutup pintu bagi investasi asing apabila ingin terlibat dalam proyek hilirisasi. Akan tetapi, investor diharuskan bekerjasama dengan pengusaha dalam negeri.
“Kemudian kalau ada regulasi yang sudah mengatur. Ya luar negeri juga kepengin diundang. Mari kita pilih siapa yang bisa bermitra. Saya sudah mendengar posisi beberapa negara. Indonesia tegak tapi dia bisa memahami, maka kita ketemu di WTO,” terangnya.
Diketahui hubungan Indonesia dan Uni Eropa memanas dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini terkait dengan laporan Uni Eropa ke World Trade Organization (WTO) atas kebijakan Indonesia soal nikel dan minyak kelapa sawit.
Menurut Ganjar, para penuntut tersebut hanya ingin terlibat dalam proyek yang dikembangkan Indonesia.
“Sebetulnya mereka mau dan pengin bermitra juga. Maka ketima melakukan hilirisasi. Maka saya ajak investasi di sini. Karena saya punya kepentingan untuk pertumbuhan ekonomi, menyerap tenaga kerja, dan kesejahteraan,” paparnya.