Menteri ESDM Terang-terangan Sampaikan Produksi Minyak RI Terus Menurun

by -116 Views
Menteri ESDM Terang-terangan Sampaikan Produksi Minyak RI Terus Menurun

Pemerintah mengakui bahwa produksi minyak bumi di Indonesia mengalami penurunan karena sumur-sumur minyak telah masuk fase uzur atau sudah tua. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, produksi minyak pada bulan September 2023 sebanyak 608,6 ribu barel per hari (bph), namun pada 31 Oktober 2023, produksi minyak turun menjadi 582,69 ribu bph.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menjelaskan bahwa penurunan produksi minyak dalam negeri disebabkan oleh usia sumur-sumur minyak yang telah tua. Hal ini menyebabkan rasio air lebih tinggi daripada minyak saat diproduksi. Sebelumnya, 10 liter minyak dapat diproduksi, namun setelah beberapa puluh tahun, hanya setengah liter minyak dan setengah liter air yang dapat diproduksi.

Pemerintah saat ini terus berupaya mempertahankan produksi minyak harian dalam negeri dengan memaksimalkan sumur-sumur tua melalui pengeboran yang lebih dalam. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menambah produksi dari sumur minyak non-konvensional (MNK) seperti di Gulamo.

Namun, Hadi Ismoyo, praktisi minyak dan gas bumi, menganggap bahwa target produksi minyak yang telah ditetapkan dalam APBN 2023 cukup sulit untuk direalisasikan. Target lifting minyak tahun ini sebesar 660 ribu bph dianggap sulit dicapai. Ia memperkirakan bahwa produksi minyak nasional hingga akhir 2023 hanya akan mencapai kurang dari 620 ribu bph. Selain itu, tantangan yang dihadapi oleh kontraktor migas dan SKK Migas juga semakin kompleks ke depannya.

Hadi menekankan pentingnya eksplorasi di cekungan baru dan penggunaan teknologi seperti Enhanced Oil Recovery (EOR) serta Existing Production with Low Decline Management. Selain itu, diperlukan juga sumber daya manusia yang berpengalaman dan memiliki jiwa eksplorasi, serta pengembangan teknologi untuk mengolah big data dengan cepat.

Tambahan modal dan pengeluaran operasional yang memadai juga dianggap penting untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi. Hadi mengatakan bahwa Indonesia memiliki komponen tersebut, namun kekurangan orang yang berjiwa eksplorasi dan bisa mengelola risiko dengan baik.

Demikianlah tulisan ulang artikel tersebut.