Negara-negara kaya di Eropa, termasuk Swiss, sedang berlomba-lomba untuk menarik minat dari wisatawan Indonesia, khususnya mereka yang berasal dari kalangan atas. Pengembangan ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan sebesar 1-2%. Menurut Batiste Pilet, Direktur Southeast Asia dari Switzerland Tourism, peluang pertumbuhan dari wisatawan Indonesia diyakini akan terus berkembang, dengan upaya terus memperkenalkan destinasi baru yang belum banyak diketahui orang. Meskipun pasar perjalanan di Asia Tenggara mengalami penurunan, Switzerland Tourism memperhatikan adanya pemulihan yang signifikan.
Pada tahun 2024, terjadi penurunan 11,6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun secara keseluruhan, pertumbuhan pasar ini adalah yang paling cepat di Asia, dengan peningkatan sebesar 13,9% dibandingkan dengan 2019. Turut menurut sumber, 16% dari wisatawan Asia Tenggara menyukai Swiss karena keindahan alamnya, sementara 14% lainnya karena panorama yang ditawarkan. Strategi Swiss dalam mengembangkan pariwisata adalah dengan konsep “travel better”, di mana mereka ingin mendorong wisata sepanjang tahun dengan tanggung jawab lebih.
Simon Biosshart, Chief Market Officer (East) of Switzerland Tourism, mengatakan bahwa Swiss ingin menunjukkan pendekatan wisata yang lebih bijaksana, memungkinkan wisatawan untuk menikmati Swiss secara lebih mendalam, menjaga kelestarian alam, dan mendalami budaya setempat. Selain itu, Swiss juga memperhatikan wisata halal sebagai pendekatan khusus untuk wisatawan Indonesia, dengan menonjolkan layanan yang ramah muslim, termasuk restoran halal, fasilitas ibadah, dan akomodasi sesuai dengan kebutuhan wisatawan Muslim.
