Pabrikan Truk Berencana Meningkatkan Harga Akibat Kenaikan Dolar AS

by -132 Views
Pabrikan Truk Berencana Meningkatkan Harga Akibat Kenaikan Dolar AS

Jakarta, CNBC Indonesia – Kenaikan Kurs Dolar AS terhadap Rupiah membuat pabrikan truk terus memantau harga bahan baku produksi. Vice President of Sales and Marketing Divisi Mitsubishi Fuso, Aji Jaya mengungkapkan ada beberapa parts atau bagian yang berpengaruh terhadap perubahan kurs.

“Kalau terkait dengan kurs sebenarnya kan itu terkait dengan harga bahan baku. Harga bahan baku itu macam-macam kalau di otomotif, kan banyak sekali part yang membutuhkan. Utamanya sih metal ya, steel ya. Nah kalau itu berdampak kepada steel tentunya akan mempengaruhi perhitungan cost produksi kita juga,” ungkap Aji dalam Media Gathering Fuso di Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Adapun nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar AS di hari ini. Setelah kemarin menguat ke angka sekitar Rp 15.500an/$US, namun di hari ini kembali melemah ke angka Rp 15.670/$US.

Pabrikan tidak menutup kemungkinan bakal menaikan harga kendaraan, namun itu bergantung pada situasi kurs beberapa waktu ke depan.

“Pabrikan tidak menutup kemungkinan bakal menaikan harga kendaraan, namun itu bergantung pada situasi kurs beberapa waktu ke depan,” ujar Aji.

“Ya Kita masih menunggu sebenarnya, kan itu bergerak terus ya, biasanya kalau nilai tukarnya berubah naik, otomatis itu berdampak ke harga bahan baku, ya otomatis kita harus ada adjustment price. Tapi semuanya masih menunggu,” sebut Aji.

Ketika opsi untuk menaikkan harga kendaraan mulai terbuka, pabrikan pun harus memiliki strategi baru dalam penjualan unit di situasi perekonomian global yang melambat.

Aji menyebut bahwa kendaraan logistik semula mengandalkan beberapa sektor yakni perkebunan, pertambangan, manufaktur, logistik, serta jasa. Namun, hanya ada satu sektor yang masih stabil yakni logistik. Sedangkan sektor lainnya mengalami penurunan karena ada penurunan permintaan untuk pasar ekspor.

“Kalau logistik, kan banyak konsumsi-konsumsinya di dalam negeri, consumer goods, barang-barang kebutuhan, pokok lainnya kan untuk masyarakat dalam negeri. Yang itu sebenarnya nggak pengaruh dari kondisi di luar,” lanjutnya.