Belanja negara dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2026 mendapat sorotan dari Deni Friawan, seorang peneliti ekonomi dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Deni mengkritik alokasi anggaran yang cenderung tidak adil dan dapat memperburuk beban masyarakat. Menurutnya, anggaran yang banyak terserap dalam program-program besar dengan dampak yang belum terasa, sementara belanja bantuan sosial terus menyusut menjadi perhatian utama. Beberapa program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis, belanja untuk pertahanan, keamanan, dan ketertiban serta program bantuan modal koperasi menjadi fokus pertanyaan terkait pertanggungjawaban dan efektivitas penggunaannya. Selain itu, lonjakan anggaran untuk gaji dan tunjangan DPR juga menjadi sorotan. Pengurangan anggaran transfer ke daerah dalam RAPBN 2026 juga menjadi permasalahan terutama karena berdampak pada peningkatan pajak dan beban tambahan bagi masyarakat. Ketimpangan dalam alokasi anggaran ini menjadi salah satu pemicu aksi demonstrasi yang terjadi beberapa hari belakangan. Demonstrasi dianggap sebagai bentuk penolakan terhadap ketimpangan yang dirasakan masyarakat akibat keputusan pemerintah dalam pengelolaan anggaran negara. Demonstrasi dipahami sebagai ekspresi keresahan dan kekecewaan masyarakat yang merasa dikhianati oleh elit politik yang dianggap arogan dan kurang peka terhadap kebutuhan masyarakat.
Penjelasan yang Jelas Mengenai Tujuan APBN
