Iran diperkirakan akan menolak tawaran terbaru Amerika Serikat terkait sengketa nuklir yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Seorang diplomat senior Iran menyebut tawaran tersebut sebagai “non-starter”, karena dinilai tidak mengakomodasi kepentingan Iran. Proposal tawaran AS disampaikan melalui Menteri Luar Negeri Oman, Sayyid Badr Albusaidi, yang menjelaskan bahwa Iran akan menolak permintaan AS terkait program pengayaan uranium. Selain itu, Iran menuntut pencabutan segera seluruh sanksi yang diberlakukan oleh AS yang berdampak besar terhadap ekonomi nasional. Selama masa jabatan pertama Trump, AS menarik diri dari perjanjian nuklir 2015, yang membuat Iran meningkatkan pengayaan uranium secara signifikan. Namun, Iran menganggap proposal AS sebagai upaya sepihak dan tidak dapat memenuhi kepentingan nasional Iran. Kebuntuan dalam negosiasi ini memperparah ketegangan di Timur Tengah, dengan AS menekankan tujuannya untuk membatasi potensi pengembangan senjata nuklir Iran, sementara Iran bersikeras program nuklirnya digunakan untuk tujuan damai. Dua pejabat Iran juga menyebut kemungkinan penghentian sementara pengayaan uranium sebagai bagian dari kesepakatan politik yang lebih luas.
Iran Tolak Tekanan AS, Ancaman Perang Dunia 3?
