Delegasi Amerika Serikat (AS) dan Rusia bertemu di Riyadh, Arab Saudi untuk membahas isu konflik di Ukraina yang sedang memanas. Pertemuan ini melibatkan delegasi AS yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan delegasi Rusia yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov. Saudi juga turut berperan sebagai tuan rumah dalam pertemuan tersebut. Meskipun tercipta beberapa kesepakatan, namun belum ada tanda-tanda konkret bahwa konflik di Ukraina akan segera berakhir.
Dalam pertemuan itu, kedua negara sepakat untuk memperbaiki hubungan diplomatik yang terganggu. Lavrov menyatakan bahwa kedua belah pihak akan mempercepat penunjukan duta besar baru. Hal ini dimulai jauh sebelum pasukan Rusia memasuki Ukraina pada tahun 2022, terkait dengan pekerjaan misi diplomatik di kedutaan besar AS dan Rusia. Selain itu, kedua negara juga sepakat mengupayakan kesepakatan untuk mengakhiri konflik di Ukraina dengan membentuk kelompok kerja tingkat tinggi.
Meskipun Ukraina dan negara-negara Eropa tidak diundang dalam perundingan di Riyadh, namun AS menegaskan bahwa tidak ada niat untuk mengecualikan mereka dari perundingan perdamaian. Namun, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, merasa kesal karena tidak diikutsertakan dalam pertemuan tersebut. Sementara itu, terdapat kemungkinan AS akan mencabut sanksi terhadap Rusia bila tercapai kesepakatan damai.
Selain itu, ada potensi kerja sama antara AS dan Rusia di bidang energi yang berpotensi menguntungkan kedua belah pihak. Namun, Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly, menekankan pentingnya memberikan jaminan keamanan yang kuat kepada Ukraina dalam upaya mengakhiri konflik. Di sisi lain, mantan Presiden AS, Donald Trump, memandang bahwa para pemimpin Ukraina seharusnya bersedia memberikan konsesi kepada Rusia sebelum memulai konflik yang terjadi.