Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki sumber kekayaan mineral yang membuat negara lain ‘candu’. Bahlil menyebut, sebelum Indonesia melakukan program hilirisasi mineral, khususnya tembaga di dalam negeri, negara lain bisa mendapatkan tembaga ‘mentah’ dari RI yang mengandung mineral ikutan seperti emas di dalamnya. Namun, setelah Indonesia menggencarkan program hilirisasi mineral dalam negeri, Indonesia bisa menambah produksi emas melalui pemrosesan tembaga yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk.
Menurut Bahlil, Indonesia bisa menambah produksi emas hingga 78 ton setahun melalui hilirisasi tembaga yang dilakukan kedua perusahaan tersebut. Bahlil menyatakan bahwa negara lain sudah tergantung pada bijih nikel Indonesia sejak zaman penjajahan. Indonesia memiliki cadangan nikel yang cukup besar, dengan menyumbang 45% dari cadangan nikel global. Bahlil menegaskan bahwa Indonesia akan terus membangun kawasan pertumbuhan ekonomi melalui program hilirisasi mineral di Indonesia.
Bahlil juga mengatakan bahwa investor asing harus membangun pabrik atau industri dalam negeri untuk berkolaborasi dengan Indonesia. Indonesia memiliki keunggulan dalam green industry, karena cadangan nikel Indonesia cukup besar dan menyumbang sebagian besar cadangan nikel global. Bahlil berharap agar kolaborasi antara investor asing dan Indonesia dapat menciptakan kawasan pertumbuhan ekonomi baru.
Artikel ini membahas tentang pentingnya program hilirisasi mineral di Indonesia dan potensi kekayaan mineral yang dimiliki oleh negara ini.