IMF Mengungkap 2 Ancaman Besar yang Mengerikan, Dunia Berisiko Ambruk

by -63 Views
IMF Mengungkap 2 Ancaman Besar yang Mengerikan, Dunia Berisiko Ambruk

Jakarta, CNBC Indonesia – Ekonomi global masih menghadapi tekanan pada tahun ini dan tahun depan. Meskipun masih ada kabar baik yang mendukung pertumbuhan yang lebih kuat.

Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) dalam World Economic Outlook edisi Juli 2024 memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi global tahun ini akan tetap sebesar 3,2%, sesuai dengan perkiraan sebelumnya yang dikeluarkan pada April 2024.

Sementara itu, untuk tahun 2025, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan sedikit lebih tinggi, mencapai 3,3%. Angka ini naik tipis 0,1% poin dari perkiraan sebelumnya pada April 2024 yang sebesar 3,2%.

“Direktur Departemen Riset IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan, “Proyeksi pertumbuhan global kami tetap 3,2% tahun ini dan sedikit lebih tinggi menjadi 3,3%.” Ini didasarkan pada proyeksi inflasi global yang melambat menjadi 5,9% tahun ini dari 6,7% tahun lalu. Selain itu, aktivitas perdagangan global diperkirakan akan meningkat tahun depan, didorong oleh kuatnya ekspor sektor industri teknologi dari kawasan Asia.

Pierre juga menjelaskan bahwa ekonomi pasar berkembang di Asia tetap menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi global. Pertumbuhan di India dan Cina direvisi ke atas dan menyumbang hampir setengah dari pertumbuhan global. Namun, prospek untuk lima tahun ke depan masih lemah, terutama karena momentum di negara-negara berkembang Asia mulai memudar.

Meskipun terdapat perbaikan dari segi inflasi dan perdagangan global, IMF mengidentifikasi dua risiko yang berpotensi menurunkan laju pertumbuhan ekonomi ke depan. Pertama, terkait dengan potensi kenaikan suku bunga acuan global yang masih tinggi.

Risiko kedua adalah tantangan fiskal global yang semakin meningkat, akibat konsolidasi defisit anggaran yang sulit untuk kembali ke posisi normal di sejumlah negara pasca-pandemi Covid-19. Hal ini dapat meningkatkan rasio utang terhadap PDB di banyak negara dan berpotensi memicu beban utang yang tinggi dengan risiko stabilitas keuangan.