Kelompok Ekstremis Israel Menyatroni Wilayah Gaza, Mengerikan!

by -89 Views
Kelompok Ekstremis Israel Menyatroni Wilayah Gaza, Mengerikan!

Jakarta, CNBC Indonesia – Kelompok ekstremis Israel menembus wilayah Gaza, untuk mulai merebut wilayah dan membangun pemukiman ilegal. Mereka menembus pos penjagaan tentara Israel atau Israel Defense Forces (IDF).

Kejadian itu terjadi di daerah Erez, yang berada di dekat wilayah Utara Gaza. Erez adalah tempat para ekstremis Israel “dengan kekerasan menembus pos pemeriksaan IDF,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, dilansir The New Arab, Sabtu (2/3/2024).

Kejadian ini dimulai dengan kedatangan massa sayap kanan Israel, yang berkumpul di kota Sderot, titik terdekat dengan Jalur Gaza, sebelum membentuk konvoi dan mengarah ke Erez untuk menyerbu pos pemeriksaan IDF.

Kelompok tersebut membawa pita oranye, warna khas gerakan sayap kanan ekstremis Israel. Gerakan itu bertujuan untuk merebut kembali pemukiman ilegal Gush Katif di Gaza, yang ditinggalkan saat Israel menarik diri dari wilayah kantong Palestina pada tahun 2005.

Beberapa anggota penyerbu berhasil masuk setengah kilometer ke wilayah Gaza, sementara yang lain membangun dua bangunan di perbatasan, sebagai simbol niat mereka untuk menempati tanah milik Palestina berdasarkan hukum internasional.

Seorang anggota gerakan tersebut mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa 500 keluarga telah secara sukarela kembali ke Gaza, dan gerakan tersebut menyatakan bahwa Israel hanya akan aman ketika “permukiman dan kota-kota Yahudi dibangun” di dalam Gaza.

“Jika kita memberikan kesempatan, wilayah ini akan kembali menjadi sarang teror Hamas,” kata Mechi Fendel, anggota kelompok tersebut.

Kelompok ekstremis sayap kanan Israel diketahui dekat dengan politisi sayap kanan seperti Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich. Mereka merupakan bagian dari pemerintahan koalisi yang berkuasa di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Kelompok yang dikenal dengan sebutan gerakan ‘kembali’ atau ‘return’ dan ‘settlement’ atau ‘pemukim’ Israel itu berusaha untuk mendirikan Israel Raya yang mencakup seluruh Tepi Barat dan Gaza – bahkan wilayah Yordania, Suriah, Lebanon, dan Mesir – tanpa warga Palestina dan non-Yahudi.

Kondisi ini menambah buruknya kondisi rakyat Palestina di Gaza, terutama Gaza Utara. Lebih dari 85% penduduk Gaza saat ini tinggal di wilayah selatan, mayoritas adalah warga Palestina yang terpaksa mengungsi akibat serangan brutal Israel di wilayah utara sejak 7 Oktober 2024.

Baik Ben-Gvir maupun Smotrich telah terbuka berbicara tentang harapan mereka agar penduduk Palestina di Gaza “berimigrasi”, sehingga pemukiman Yahudi-Israel bisa berkembang di wilayah kantong Palestina.

AS telah memperingatkan Israel terhadap segala upaya untuk mengusir atau memukimkan kembali warga Gaza. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyatakan pada bulan Januari bahwa “Gaza adalah tanah Palestina dan akan tetap menjadi tanah Palestina.”

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya
Gempuran Israel Menggila, Hamas Janjikan Kekuatan Penuh

(fab/fab)