Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku 1 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]
Pangan adalah isu esensial bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa bisa hidup tanpa bangunan pencakar langit atau mobil, namun tidak bisa hidup tanpa pangan, seperti beras, jagung, atau singkong.
Karenanya, kita sebagai bangsa harus memandang pangan sebagai sesuatu yang strategis. Setiap orang yang berkeinginan memimpin negara ini harus memandang masalah pangan ini dengan sangat strategis. Saya selalu menganjurkan kepada pemerintah, penguasa, dan partai politik yang berkuasa untuk fokus pada pengembangan sektor pertanian. Kita tidak boleh tergantung pada impor pangan agar bangsa kita tidak tergantung pada pihak manapun. Jika kita tergantung pada impor, saat mata uang melemah, harga barang impor akan naik dan rakyat bisa kesulitan makan.
Indonesia memiliki lahan yang cukup luas, ekosistem dan iklim yang sangat cocok untuk pertanian. Sebagai negara tropis, kita bisa panen tiga kali dalam setahun, sementara negara non-tropis hanya dapat panen sekali karena musim dingin. Keunggulan ini harus kita manfaatkan.
Kita memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Kita harus memanfaatkan keunggulan ini. Ketahanan dan kekuatan ekonomi kita berada di sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan. Inilah yang seharusnya kita kelola dengan telaten, teliti, dan komprehensif.
Selain pertanian, Indonesia juga memiliki potensi sumber daya mineral. Presiden Jokowi pernah menyatakan bahwa hilirisasi sumber daya mineral sangat penting untuk kemajuan dan kemakmuran negara.
Tak hanya cadangan mineral, Indonesia juga memiliki potensi produksi pertanian dan perikanan yang besar. Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat bahwa potensi produksi perikanan tangkap lestari mencapai 12 juta ton per tahun, sementara potensi produksi budidaya laut mencapai 50 juta ton per tahun.
Saat ini, konsumsi protein per kapita masyarakat Indonesia adalah 62 gram per hari. Dengan jumlah penduduk 280 juta dan penghitungan 365 hari, kebutuhan protein bangsa kita mencapai 6,3 juta ton per tahun. Potensi produksi perikanan tangkap seharusnya sudah bisa memenuhi kebutuhan tersebut.