Uni Eropa akan menerbitkan undang-undang baru yang menjamin pasokan mineral mentah, seperti logam dasar aluminium, tembaga, dan nikel dan akan mengakhiri ketergantungannya terhadap pasokan luar negeri, salah satunya yang berasal dari China. Hal itu tertuang dalam Undang-Undang Bahan Baku Kritis atau the Critical Raw Materials Act (CRMA) yang dirancang untuk memastikan Eropa menjadi basis manufaktur kendaraan listrik, turbin angin, dan alat ramah lingkungan.
Dalam beleid terbaru tersebut juga diatur tentang pengurangan ketergantungan terhadap produk China yang mengandung mineral yang berasal dari Negara Tirai Bambu itu. Rencananya aturan ini akan berlaku efektif pada awal tahun 2024 setelah mendapatkan persetujuan final pada akhir bulan ini.
Undang-undang tersebut juga menetapkan target untuk mencapai 50 juta ton kapasitas penyimpanan karbon dioksida tahunan pada tahun 2030.
Sebagai respons terhadap Undang-Undang Pengurangan Inflasi AS (Inflation Reduction Act/ IRA), Uni Eropa juga mengusulkan Net Zero Industry Act (NZIA), yang memberikan subsidi ramah lingkungan sebesar US$ 369 miliar. NZIA menetapkan tolok ukur bagi produsen Eropa untuk memproduksi 40% kebutuhan tahunan UE akan produk teknologi ramah lingkungan, seperti sistem tenaga surya dan angin, penyimpanan baterai, dan sel bahan bakar, pada tahun 2030.
Saat ini sekitar 90% panel surya berasal dari China.
Kedua undang-undang ini mencakup proyek-proyek strategis, titik kontak tunggal di negara-negara UE dan perizinan yang disederhanakan, dengan jangka waktu maksimum antara 9-18 bulan.