Mesin Uang Perang Putin: Rahasia yang Jarang Diketahui Terbongkar

by -124 Views
Mesin Uang Perang Putin: Rahasia yang Jarang Diketahui Terbongkar

Pemerintah Rusia telah mendatangkan lebih dari US$2,5 miliar atau sekitar Rp38,7 triliun dari perdagangan emas Afrika. Keuntungan didapat sejak Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022 silam. Laporan Blood Gold Report yang dirilis bulan ini menyebut keuntungan Putin didorong oleh pengaruh Grup Wagner di sebagian besar Afrika, tempat perusahaan militer swasta (PMC) membangun pijakannya dengan menawarkan layanan keamanan dan bantuan paramiliter dalam beberapa tahun terakhir. Para penelitian menulis bahwa Wagner memiliki “hak eksklusif” atas Ndassima, tambang emas terbesar di Republik Afrika Tengah (CAR) “sebagai imbalan atas dukungannya terhadap rezim otoriter.” “Wagner juga telah menguasai kilang emas besar di Sudan, yang memungkinkan PMC untuk menjadi pembeli dominan emas Sudan yang belum diolah, dengan banyaknya pesawat angkut militer Rusia yang mengirimkan emas olahan ke luar negeri,” kata laporan Blood Gold Report, seperti dikutip dari Newsweek pada Kamis (14/12/2023). Sebelumnya, CNN International pada Juli 2022, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut, melaporkan bahwa para pejabat Rusia mulai menyelundupkan emas dari tambang Sudan segera setelah melancarkan perang di Ukraina. “Di CAR dan Sudan, di mana entitas yang terkait dengan Wagner sudah terkena sanksi internasional, aktor Kremlin mengandalkan rute penyelundupan yang rumit dan taktik akal-akalan perusahaan untuk mengekstraksi emas darah dalam jumlah besar dari Afrika ke tujuan seperti Rusia dan [Uni Emirat Arab] di mana emas tersebut dapat dicampur dengan sumber emas lain yang sah dan diubah menjadi uang tunai,” menurut Blood Gold Report. Di Mali, pasukan Wagner dibayar tunai oleh junta militer yang mengambil alih negara Afrika barat itu pada tahun 2021. Menurut Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), pasukan Wagner pertama kali mulai dikerahkan ke Mali dengan dukungan angkatan bersenjata Rusia, hanya beberapa bulan sebelum Putin menginvasi Ukraina, dan telah memainkan peran penting dalam membangun kendali junta. Laporan Blood Gold mengatakan bahwa anggota PMC dibayar hingga US$10,8 juta per bulan oleh pemerintah Mali, yang sebagian besar didanai oleh pendapatan pajak yang dikumpulkan dari beberapa perusahaan pertambangan emas milik negara Barat di negara tersebut. Menurut penulis proyek tersebut, emas yang diekstrak dari negara-negara Afrika “dicuci ke pasar internasional yang menghasilkan pendapatan miliaran dolar bagi negara Rusia, sehingga secara langsung dan tidak langsung mendanai perang Rusia terhadap Ukraina dan infrastruktur perang hibrida global.” Menyusul kematian ketua Wagner Yevgeny Prigozhin pada Agustus, militer Rusia telah mengambil kendali penuh atas PMC, yang memainkan peran utama dalam agresi Putin di Ukraina. Pasukan Wagner telah berulang kali dituduh melakukan kejahatan perang baik dalam perjuangannya melawan Ukraina maupun di beberapa bagian Afrika untuk mendapatkan kendali.