Putra raja Arab Saudi Salman Bin Abdulaziz, yang juga Menteri Pertahanan (Menhan) negara itu, Pangeran Khalid bin Salman Al Saud, melakukan pembicaraan dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg. Hal ini terjadi saat wilayah Timur Tengah sedang panas.
Dalam situs resmi NATO, Stoltenberg menyambut perkembangan hubungan yang lebih erat antara NATO dan Kerajaan Saudi. Dia menambahkan bahwa ia menantikan kemungkinan untuk mengembangkan dialog dan kerja sama di bidang keamanan maritim dan kebebasan navigasi, perlindungan infrastruktur penting, dan perang melawan terorisme.
“Pangeran Khalid bin Salman Al Saud menerima undangan dari Stoltenberg untuk mengunjungi Markas Besar NATO di Brussels pada awal tahun 2024,” tulis keterangan resmi itu.
Telepon keduanya terjadi saat Timur Tengah memanas karena perang Israel dan Hamas. Tetangga Saudi di selatan, Yaman, dengan kekuasaan kelompok Houthi telah meluncurkan serangan ke wilayah Israel dan menyetop kapal-kapal yang terhubung dengan Negeri Yahudi itu.
Beberapa pekan lalu, saat jeda perang antara keduanya berlangsung, Stoltenberg menegaskan keprihatinannya mengenai perang di Timur Tengah. Dia mengharapkan jeda tersebut diperpanjang untuk mengoptimalkan pendistribusian bantuan.
“Jeda ini memungkinan adanya bantuan yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat di Gaza, pembebasan lebih banyak sandera, dan penyediaan lebih banyak bantuan kemanusiaan,” kata pimpinan NATO itu.
“Menjunjung tinggi hukum internasional dan mematuhi hukum humaniter adalah penting, apa pun jenis konfliknya,” pungkasnya lagi.