Pemerintah Indonesia memiliki sikap tegas terkait masalah Gaza, Palestina. Serangan Israel terhadap wilayah Gaza telah menewaskan lebih dari 15.000 orang, termasuk anak-anak dan wanita.
Dalam pernyataannya di PBB, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bahkan menyindir negara-negara yang acuh tak acuh terhadap situasi di Gaza. Ia menyatakan bahwa dirinya tidak bisa diam melihat ribuan perempuan dan anak-anak tak berdosa yang meninggal.
“Saya tidak bisa diam melihat ribuan perempuan dan anak-anak tak berdosa meninggal. Saya tidak bisa diam melihat rumah, sekolah, dan rumah sakit hancur,” ujarnya dalam rapat tersebut, seperti dikutip pada Kamis (30/11/2023).
Ia juga menyoroti standar ganda dalam menangani masalah Palestina ini. Retno menyerukan bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke Gaza, gencatan senjata permanen, serta mencari solusi bagi kedua negara.
Indonesia tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dan tidak akan menormalisasi hubungan dengan negara tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak mengakui eksistensi negara Israel. Indonesia juga melarang pengibaran bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan Israel di dalam negeri, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Luar Negeri (Permenlu) Nomor 3 Tahun 2019 tentang Hubungan Luar Negeri oleh Pemda dalam Bab X Hal Khusus poin B nomor 150.
Retno mengungkapkan bahwa akan terus berupaya berdialog dengan sebanyak mungkin negara dan mendesak negara-negara untuk bersikap lebih adil dan kemanusiaan terhadap Palestina.
