Menteri ESDM Membahas Kegagalan Produksi Minyak RI untuk Mencapai Target

by -107 Views
Menteri ESDM Membahas Kegagalan Produksi Minyak RI untuk Mencapai Target

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, memberikan pernyataan mengenai produksi minyak bumi di Indonesia yang belum mencapai target. Menurut data Kementerian ESDM, produksi minyak pada bulan Oktober hanya mencapai 582,69 ribu barel per hari, sedangkan target yang ditetapkan dalam APBN 2023 adalah 660 ribu barel per hari.

Arifin Tasrif menjelaskan bahwa produksi minyak mentah di dalam negeri belum mencapai target karena sumur-sumur tua di Indonesia mengalami penurunan produksi dari tahun ke tahun. Menurutnya, sumur-sumur tersebut semakin tua sehingga minyak semakin sulit dipompa dan kandungan airnya semakin tinggi. Sebagai contoh, pada masa lalu, volume minyak yang dipompa adalah 10 liter dengan 9 liter adalah minyak, namun sekarang sudah menjadi setengah liter minyak dan setengah liter air.

Oleh karena itu, Arifin Tasrif menyebutkan bahwa upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memperdalam pengeboran pada sumur-sumur tua untuk mempertahankan produksi minyak harian di dalam negeri. Ia juga menyebutkan bahwa sumur minyak non-konvensional di Gulamo dapat menjadi salah satu penambah produksi minyak.

Namun, Hadi Ismoyo, praktisi minyak dan gas bumi, berpendapat bahwa mencapai target produksi lifting minyak yang ditetapkan dalam APBN 2023 cukup berat. Menurutnya, produksi minyak nasional diperkirakan akan berada di bawah target dengan estimasi sekitar 609 ribu barel per hari hingga akhir tahun 2023. Hadi juga menyebutkan beberapa tantangan yang dihadapi oleh kontraktor migas dan SKK Migas ke depan, seperti perlunya meningkatkan kegiatan eksplorasi dan penerapan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) serta Existing Production with Low Decline Management.

Hadi juga menyoroti pentingnya menggalakkan kegiatan eksplorasi di cekungan baru dan kebutuhan akan SDM yang berpengalaman dalam bidang eksplorasi. Selain itu, diperlukan juga teknologi yang mampu mengolah big data dengan cepat. Dia juga menekankan pentingnya adanya anggaran yang cukup untuk melaksanakan kegiatan eksplorasi.

Artikel ini mengakhiri dengan menyebutkan bahwa produksi minyak bumi di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan ke depan dan diperlukan upaya yang lebih intensif untuk mencapai target produksi.