Jakarta, CNBC Indonesia- Gangguan dalam produksi pangan disebut oleh Dosen Ilmu Ekonomi FEM IPB, Widyastutik sebagai salah satu dampak dari fenomena hujan ekstrem yang disebabkan oleh La Nina.
Dalam menghadapi potensi gangguan dalam produksi dan pasokan pangan, pemerintah Indonesia harus melakukan antisipasi untuk menjaga keamanan pangan, terutama yang berasal dari petani lokal. Selain itu, perlu dilakukan langkah-langkah untuk memperluas sumber pasokan pangan impor dari negara-negara non-tradisional guna memastikan ketersediaan pangan, terutama bagi yang masih bergantung pada pasokan dari negara lain.
Eliza Mardian, Researcher Core Indonesia, juga menyoroti pentingnya mitigasi terhadap dampak ancaman gangguan produksi pangan strategis utama seperti beras, untuk menjaga stabilitas harga dan mencegah lonjakan inflasi.
Dalam menghadapi situasi ini, peningkatan produksi dan penyimpanan pangan harus menjadi prioritas pemerintah. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong upaya untuk mengatasi masalah petani terkait pengelolaan banjir, hama, serta penyediaan varietas bibit unggul yang tahan terhadap banjir.
Bagaimana dampak dari La Nina terhadap harga pangan dan inflasi? Apa langkah yang harus diambil pemerintah untuk menghadapi ancaman ini? Simaklah wawancara Anneke Wijaya dengan Bramudya Prabowo bersama dengan Widyastutik dari Departemen Ekonomi FEM IPB University dan Eliza Mardian dari Researcher Center of Reform on Economic (Core Indonesia) dalam acara Profit, CNBC Indonesia pada Rabu, 18 Juli 2024.
