Bulog Memperoleh Kontrak Impor Beras 1 Juta Ton dari 4 Negara

by -122 Views
Bulog Memperoleh Kontrak Impor Beras 1 Juta Ton dari 4 Negara

Perum Bulog mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan kontrak pengadaan beras dari beberapa negara. Kontrak ini untuk impor beras sebanyak 1,5 juta ton. Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto, mengatakan bahwa mereka sudah memiliki kontrak sebesar 1 juta ton dari kuota tambahan penugasan impor beras dari pemerintah. Mereka telah melakukan kontrak dengan negara-negara seperti Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Myanmar. Mereka juga akan menjajaki kontrak dengan India, Kamboja, dan negara lainnya yang memenuhi persyaratan.

Pada 9 Oktober 2023, pemerintah mengumumkan penambahan kuota impor beras yang ditugaskan kepada Bulog. Setelah menugaskan impor sebanyak 2 juta ton tahun 2023 ini, pemerintah menambah penugasan baru sebanyak 1,5 juta ton. Sehingga, Bulog mendapat penugasan impor sebanyak 3,5 juta ton pada tahun 2023 ini.

Mokhamad Suyamto mengatakan bahwa mereka akan melakukan perhitungan matang sebelum menjalankan penugasan baru tersebut. Pelaksanaannya akan disesuaikan dengan kebutuhan penyaluran di dalam negeri.

Saat ini, stok beras yang dikuasai Bulog adalah sebanyak 1,45 juta ton. Dengan tambahan penugasan impor dari pemerintah, jumlah stok akan makin kuat untuk mempertahankan stabilitas harga beras di masyarakat. Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia dengan harga terjangkau meskipun ada sedikit kenaikan harga.

Bulog telah menggelontorkan bantuan beras operasi pasar sebanyak 885 ribu ton di seluruh Indonesia. Kegiatan ini akan terus berlanjut sampai harga stabil. Mereka juga sedang menyalurkan beras bantuan pangan sebanyak 641 ribu ton kepada masyarakat kurang mampu di seluruh Indonesia.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) memproyeksikan ketahanan stok beras pada tahun 2024 akan mencapai 95 hari. Diperkirakan akan ada stok beras sebanyak 7,85 juta ton pada akhir Desember 2023. Ketersediaan beras tersebut berasal dari stok awal Januari 2023 sebanyak 4,06 juta ton, produksi tahun 2023 sebanyak 30,89 juta ton, impor sebanyak 2,5 juta ton, dan tanpa ada ekspor. Dengan asumsi konsumsi nasional sebanyak 30,61 juta ton atau sekitar 2,55 juta ton per bulan, maka akan ada stok akhir lebih dari 7 juta ton.