Pedagang atribut kampanye di Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat, Mardiati, terpaksa menurunkan harga dagangannya menjelang Pemilu 2024. Hal ini disebabkan karena dagangannya tidak laku seperti pada Pemilu 2019. Salah satu contohnya adalah kaos kampanye yang harga awalnya Rp 35 ribu, sekarang dijual dengan harga Rp 20 ribu sampai Rp 22 ribu.
Selain kaos, Mardiati juga menurunkan harga untuk bendera partai. Harga bendera partai berukuran 2×3 meter saat ini dijual dengan harga Rp 175 ribu. Meskipun telah memotong harga, Mardiati masih memperoleh keuntungan dari penjualan tersebut. Namun, dia sering kali harus menanggung biaya pengiriman yang lebih tinggi dari perkiraan karena keliru memperkirakan berat kargo.
Mardiati mengakui bahwa jumlah pesanan yang diterimanya saat ini sangat menurun dibandingkan dengan Pemilu 2019. Biasanya, seorang pembeli akan membeli puluhan ribu kaos dan atribut kampanye lainnya. Namun, saat ini, hanya ribuan atau ratusan atribut kampanye yang dipesan oleh setiap individu. Bahkan, Mardiati belum menerima pesanan apapun untuk kampanye calon presiden dan wakil presiden.
Mardiati sulit menerima pesanan dalam jumlah kecil karena harus mempertimbangkan biaya produksi. Salah satu langganan Mardiati yang biasanya memesan dalam jumlah besar sekarang juga memesan lebih sedikit. Hal ini juga dirasakan oleh Sawitri, pemilik Toko Win Jaya. Meskipun tidak menurunkan harga, jumlah pesanan yang diterimanya saat ini masih 70% di bawah pesanan pada Pemilu 2019.
Pesanan atribut kampanye tahun ini juga terlambat datang, dimulai pada bulan September, padahal masa kampanye sudah dimulai pada November. Hal ini menjadi kendala bagi pedagang seperti Mardiati dan Sawitri. Selain itu, Komisi Pemilihan Umum telah mengagendakan jadwal Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif 2024. Pendaftaran capres dan cawapres telah ditutup pada 25 Oktober, dan masa kampanye akan dimulai pada 28 November 2023 dan berakhir pada 10 Februari 2024.