Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa dirinya seorang Zionis. Hal ini disampaikan oleh Biden dalam pertemuan tertutupnya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan lalu. “Saya tidak percaya seseorang harus menjadi Yahudi untuk menjadi zionis dan saya seorang zionis,” kata Biden seperti yang dilaporkan oleh Reuters.
Pernyataan ini mendapatkan respon positif dari politisi dan jenderal Israel. Sumber pejabat AS yang juga hadir dalam pertemuan tersebut menyebutkan hal tersebut. Meskipun pada saat itu Gaza sedang dalam keadaan diblokade dan diserang oleh Israel yang telah menyebabkan banyak korban sipil.
Beberapa sumber juga mengatakan bahwa dalam pertemuan pribadi antara Biden dan Netanyahu, keduanya tidak menunjukkan ketegangan yang biasanya muncul saat pemimpin negara bertemu. Namun Biden mengajukan pertanyaan sulit kepada Netanyahu mengenai “serangan yang akan datang” dan meragukan apakah Israel sudah mencapai tujuan akhirnya.
Meskipun Biden bukan seorang Yahudi, dia telah menunjukkan ketertarikannya kepada Israel dalam waktu yang lama. Pernyataan “Saya Zionis” bukanlah yang pertama kali dilontarkan oleh Biden. Dia dianggap sebagai salah satu “sahabat Israel” terkemuka dalam politik Amerika Serikat.
Seorang mantan pejabat Amerika Serikat menyebutkan bahwa kesadaran Biden mengenai penganiayaan terhadap orang Yahudi dan meningkatnya kejadian anti-semitisme di Amerika Serikat menjadi alasan bagi Biden untuk mendukung Israel. Selain itu, analisis lainnya menunjukkan bahwa Biden menerima sumbangan terbesar dari kelompok pro-Israel selama 36 tahun menjabat sebagai senator. Ketika menjabat sebagai Wakil Presiden, Biden juga sering berperan sebagai penengah dalam hubungan antara Barack Obama dan Netanyahu yang kerap tidak harmonis.
Namun, keberpihakan Biden kepada pemimpin sayap kanan Yahudi ini berisiko membahayakan posisinya di Partai Demokrat. Hal ini juga dapat mengancam posisi Biden dalam pemilihan presiden tahun 2024, karena meningkatnya kecaman internasional terhadap taktik Israel yang juga berdampak pada Amerika Serikat.
Meskipun demikian, jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan bahwa dukungan publik di Amerika Serikat terhadap Israel semakin kuat. Terutama di kalangan Partai Republik yang mendukung Israel sebesar 54%, dibandingkan dengan 37% dari Partai Demokrat. Namun, generasi muda di Amerika Serikat menunjukkan dukungan yang lebih rendah terhadap Israel dibandingkan dengan generasi yang lebih tua.
