Cerita Anak Gaza: Mencari Identitas di Badan Agar Dikenali Ketika Berpulang

by -119 Views
Cerita Anak Gaza: Mencari Identitas di Badan Agar Dikenali Ketika Berpulang

Jakarta, CNBC Indonesia – Jika Shakespeare masih hidup saat ini, dia mungkin akan memikirkan kembali kalimat terkenalnya “Apalah Arti Sebuah Nama?”. Namun ini ternyata sangat berarti buat keluarga dan anak-anak Gaza, area kantong Palestina yang kini terkepung blokade dan serangan udara Israel.

Ahmed Abu Al-Saba, 35, misalnya. Ia menulis nama anak-anaknya di badan agar data diintifikasi. “Jika pesawat pendudukan Israel mengebom kami,” katanya sebagaimana dimuat media Turki, Anadolu.

Al-Saba tak sendiri. Banyak orang tua lain melakukan itu. Ini bukan tanpa kebab. Setidaknya 2.055 anak-anak telah terbunuh oleh serangan Israel sejak Tel Aviv mengumumkan perang ke Hamas, penguasa daerah itu, dua pekan lalu.

“Ada banyak syuhada, terutama anak-anak, yang keluarganya sulit dijangkau,” katanya Al-Saba lagi.

“Penjajahan tidak membeda-bedakan dan bom ada di mana-mana,” katanya menyebut invasi Israel.

Hal sama juga dimuat media AS, CNN International. Diceritakan bagaimana mayat anak-anak tergeletak di rumah sakit Gaza dengan salah satu kaki memperlihatkan tulisan dengan tinta hitam di kulit mereka.

“Kami menerima beberapa kasus di mana orang tua menuliskan nama anak-anak mereka di kaki dan perut,” kata kepala unit gawat darurat Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, Dr. Abdul Rahman Al Masri.

“Para orang tua khawatir apa pun bisa terjadi dan tidak ada yang bisa mengidentifikasi anak-anak mereka,” tambahnya.

“Ini berarti mereka merasa menjadi sasaran kapan saja dan bisa terluka atau menjadi martir,” ujar Al Masri.

Seorang warga juga mengatakan bagaimana anak-anak Gaza hilang tanpa tahu rimbanya karena serangan Israel. Beberapa ditemukan dengan kondisi memilukan mulai dari patah bagian tubuh hingga bagian badan yang hilang.

“Ini adalah fenomena baru yang baru saja dimulai di Gaza,” kata seorang warga berbicara lirih.

“Banyak anak-anak yang hilang, banyak yang sampai di sini dengan tengkorak patah… dan tidak mungkin untuk mengidentifikasi mereka, hanya melalui tulisan itulah mereka dapat diidentifikasi,” tambahnya.

Dikutip dari Mail Online, beberapa video juga tersebar luas di media sosial. Terkait bagaimana anak-anak menulis nama mereka dengan spidol hitam di area badan.

Menurut akademisi Palestina Sami Al-Arian di X., keluarga-keluarga melakukan itu memang untuk mengidentifikasi diri. Israel, kata dia, telah membombardir wilayah itu denna senjata Amerika Serikat (AS) yang dipasok Presiden Joe Biden.

“Darah mereka yang tidak bersalah ada di tangan (Presiden AS Joe) Biden dan teman-temannya … Di dunia mereka, anak-anak Palestina tidak layak untuk hidup, sementara penjahat Israel dilindungi dan dipuji,” sindir seorang akademisi Palestina di media sosial X, Sami Al-Arian.

Konflik terbaru di Gaza dimulai sejak 7 Oktober, ketika Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa. Ini sebuah serangan mendadak multi-cabang yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat dan laut sertaudara.

Dikatakan bahwa serangan tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina. Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza.

Sekitar 1.400 warga Israel telah terbunuh sejak 7 Oktober. Sementara total 5000 lebih warga Gaza meregang nyawa karena bombardir Israel.

[Gambas:Video CNBC]