Israel telah melanjutkan serangan intensifnya di utara dan selatan Gaza selama tiga hari terakhir sejak gencatan senjata dengan Hamas berakhir. Aksi ini mengakibatkan kematian ratusan warga Palestina dalam waktu 24 jam.
Pada Minggu malam, militer Israel juga mengumumkan bahwa mereka telah memperluas operasi darat ke seluruh Gaza.
“IDF [Pasukan Pertahanan Israel] terus memperluas operasi daratnya terhadap pusat-pusat Hamas di seluruh Jalur Gaza,” kata juru bicara Laksamana Muda Daniel Hagari kepada wartawan di Tel Aviv, seperti dikutip dari The Guardian.
Kurang lebih 300 orang dilaporkan berlindung di sekitar lokasi serangan terbaru. Adapun sulit untuk memastikan jumlah korban sebenarnya.
Pengeboman besar-besaran juga terjadi di kota selatan Khan Younis, yang menjadi fokus serangan Israel, sementara militernya menuntut evakuasi lebih lanjut terhadap warga sipil. Menurut Ismael al-Thawabteh, direktur jenderal kantor media pemerintah di Gaza, lebih dari 700 warga Palestina telah terbunuh dalam waktu 24 jam hingga siang hari.
Pada Sabtu malam, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa ia telah mengarahkan militer untuk menyerang Gaza dengan “kekuatan yang semakin besar” dan menegaskan bahwa tujuan negaranya adalah untuk melenyapkan Hamas sebagai kekuatan politik dan militer di Gaza.
Israel telah dikecam keras oleh organisasi-organisasi kemanusiaan dan beberapa politisi karena rencana evakuasi yang dinilai sedikit demi sedikit, yang menurut mereka membuat warga Palestina semakin tidak memiliki tempat untuk mengungsi, sementara infrastruktur Gaza berada pada titik kritis.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, berbicara pada konferensi pers di Dubai, mengatakan bahwa ia yakin Israel berisiko melancarkan perang selama satu dekade. Sementara itu, militer Israel mengumumkan telah menemukan 800 terowongan di Gaza sejak dimulainya operasi darat pada akhir Oktober, dan telah menghancurkan 500 di antaranya dengan menggunakan bahan peledak, balok, dan metode lainnya.
