Bangladesh sedang menghadapi masalah serius dalam kesehatan, terutama dengan penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, yaitu dengue dan chikungunya. Jumlah kasus dan kematian terus meningkat, dengan lebih dari 33.800 kasus dengue dan 132 kematian tercatat tahun ini. Selain itu, kasus chikungunya yang sebelumnya menghilang kini muncul kembali dan menyebar cepat di berbagai daerah di Bangladesh. Rumah sakit di negara tersebut kewalahan menerima pasien, dengan kekhawatiran akan kemungkinan wabah yang lebih parah dalam beberapa minggu ke depan.
Para pakar kesehatan memperingatkan bahwa krisis ini dapat semakin memburuk jika tindakan kontrol nyamuk tidak ditingkatkan. Nyamuk Aedes, pembawa virus tersebut, telah beradaptasi dengan cepat di lingkungan perkotaan, memanfaatkan segala tempat yang mengandung air tergenang sebagai tempat berkembang biak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah menandai demam berdarah sebagai ancaman global yang berkembang pesat, diperparah oleh perubahan iklim dan kepadatan penduduk di perkotaan.
Di masa krisis ini, Rumah Sakit Dhaka Medical College, rumah sakit umum terbesar di Bangladesh, terus berjuang untuk mengatasi lonjakan pasien. Para ilmuwan menekankan perlunya menghancurkan habitat nyamuk secara sistematis untuk mengendalikan penyebaran penyakit tersebut. WHO juga mendorong masyarakat untuk mengenali tanda-tanda peringatan dini dari penyakit ini, antara lain nyeri perut, muntah, pendarahan, atau perubahan frekuensi buang air kecil. Upaya bersama untuk mengendalikan wabah tersebut sangat diperlukan agar situasi kesehatan di Bangladesh dapat terkendali.