India Beli Rudal-Pesawat Tempur AS: Marah ke Trump

by -58 Views

India telah menunda rencananya untuk membeli alutsista dari Amerika Serikat seperti kendaraan tempur Stryker, rudal anti tank Javelin, dan pesawat pengintai Boeing P8I beserta sistem pendukungnya senilai US$3,6 miliar. Penundaan ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif tambahan sebesar 25% terhadap barang impor India pada 6 Agustus 2025, meningkatkan bea masuk total atas ekspor India menjadi 50%, salah satu tertinggi di antara semua mitra dagang AS.

Trump menganggap tarif tersebut sebagai hukuman atas pembelian minyak Rusia oleh India yang turut mendanai invasi ke Ukraina. Meskipun India berencana untuk mengumumkan beberapa pembelian dalam beberapa minggu mendatang, perjalanan Menteri Pertahanan Rajnath Singh ke Washington telah dibatalkan. Delhi merasa menjadi sasaran tidak adil dan menyoroti bahwa Washington bersama dengan sekutu-sekutunya di Eropa terus berdagang dengan Moskow ketika menguntungkan mereka.

Hubungan keamanan India yang semakin erat dengan AS didorong oleh persaingan strategis bersama mereka dengan China. India sebagai importir senjata terbesar kedua di dunia, tradisionalnya merupakan pelanggan utama Rusia. Namun, India telah beralih mengimpor senjata dari kekuatan Barat seperti Prancis, Israel, dan AS dalam beberapa tahun terakhir. Pergeseran pemasok ini sebagian didorong oleh kendala pada kemampuan Rusia dalam mengekspor senjata, yang dimanfaatkannya dalam invasi ke Ukraina. Kemitraan pertahanan AS-India terus berlanjut tanpa hambatan.

Meskipun hubungan antara AS-India sempat tegang, Delhi membantah klaim Trump bahwa AS menjadi penengah gencatan senjata antara India dan Pakistan. Kesepakatan pembelian teknologi pertahanan baru dari Rusia juga berisikan ketegangan antara India dan Moskow. Meskipun Delhi tidak merasa perlunya membeli senjata baru dari Rusia saat ini, namun Delhi kemungkinan tidak akan sepenuhnya menghentikan menggunakan senjata Rusia. Kemitraan India-Rusia yang telah berlangsung puluhan tahun membuat sistem militer India tetap membutuhkan dukungan Rusia.

Source link