Putin Kerahkan 110 Ribu Pasukan ke Ukraina Timur: Apa yang Harus Diketahui?

by -43 Views

Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah mengerahkan lebih dari 110.000 tentara ke wilayah timur Ukraina, khususnya dekat kota Pokrovsky, Donetsk. Pergerakan ini menjadi salah satu tindakan militer terbesar sejak dimulainya invasi. Putin menegaskan ambisinya untuk membenarkan invasi tersebut dengan menganggap rakyat Rusia dan Ukraina sebagai satu bangsa. Namun, Ukraina telah melancarkan serangan balik di beberapa wilayah dan mulai mengembangkan industri senjata dalam negeri. Sementara itu, ekonomi Rusia berada di bawah tekanan lebih kuat selama masa perang.

Panglima Tertinggi Ukraina, Oleksandr Syrskyi, mengatakan bahwa pertempuran sengit terjadi setiap hari, dengan lebih dari 50 bentrokan hanya di wilayah tersebut. Pasukan Rusia telah meningkat dari sekitar 70.000 pada Desember menjadi lebih dari 110.000 saat ini. Meskipun militer Ukraina berhasil menahan laju serangan di beberapa wilayah, pasukan Rusia terus maju di perbatasan Donetsk dan Dnipropetrovsk. Institut Studi Perang menilai bahwa upaya Rusia untuk menguasai wilayah Donetsk, Zaporizhzhia, dan Kherson mungkin memakan waktu bertahun-tahun.

Pertempuran kini bukan hanya terjadi di darat, tetapi juga melibatkan drone dan operasi canggih lainnya. Dalam hal ini, Ukraina berhasil melumpuhkan pesawat pembom strategis Rusia menggunakan serangan drone. Namun, infanteri Rusia tetap gencar menggempur desa-desa di timur Ukraina dengan taktik sederhana. Penggunaan drone semakin dominan, dengan Rusia memproduksi pesawat nirawak massal untuk menyerang kota-kota Ukraina, termasuk Kyiv, yang telah mengalami kerusakan parah.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyebut bahwa Rusia menggunakan berbagai jenis pesawat tanpa awak dalam serangan mereka. Ukraina kini meminta tambahan sistem pertahanan udara dari Barat dan bersedia membeli melalui bantuan dana. Selain itu, kedua belah pihak terus meningkatkan produksi drone untuk melibatkan pertarungan canggih ini. Ini melibatkan pertarungan intelektual yang terus berubah dan kedua belah pihak harus terus menyesuaikan strategi mereka untuk bertahan.

Source link