Rugi! Pabrik Raksasa Otomotif Jepang Ditutup, 20.000 Pekerja Di-PHK

by -42 Views

Nissan Motor Co., produsen otomotif terbesar dari Jepang, diprediksi akan mengalami tekanan dari para pemegang sahamnya dalam rapat umum mendatang. Perusahaan ini tengah menghadapi krisis finansial yang signifikan, ditandai dengan kerugian terbesar dalam dua dekade terakhir. Saham perusahaan telah turun sebanyak 36% selama setahun terakhir, dengan dividen yang ditangguhkan. Nissan melaporkan kerugian bersih sebesar US$4,5 miliar pada tahun fiskal sebelumnya, tanpa jaminan keuntungan tahun ini. Penurunan penjualan global, termasuk di China dan Indonesia, merupakan faktor utama dari kondisi ini.

Untuk bangkit dari kondisi ini, Nissan meluncurkan rencana restukturisasi besar-besaran yang dikenal sebagai “Re:Nissan”. Langkah-langkah drastis termasuk penutupan tujuh fasilitas produksi global dan pemangkasan 11.000 hingga 20.000 pekerjaan di seluruh dunia dilakukan. Rencana ini menyentuh seluruh aspek perusahaan, bahkan dengan memberitakan penjualan kantor pusat global sebagai upaya effisiensi.

Rapat umum mendatang diharapkan akan menjadi wadah penting bagi para pemegang saham untuk menyuarakan kekecewaan mereka terhadap performa perusahaan. CEO baru, Ivan Espinosa, harus meyakinkan investor bahwa strategi yang diusung akan memulihkan keadaan. Nissan berkomitmen untuk memfokuskan pada pengurangan biaya variabel, efisiensi produksi, dan percepatan pengembangan kendaraan baru. Mereka juga bertujuan untuk mendominasi pasar kendaraan listrik (EV) dan model hybrid e-Power, terutama di pasar seperti Indonesia.

Meskipun rencana ini berjanji, pengamatan Kenji Tanaka menekankan bahwa implementasinya akan menjadi poin krusial. Persaingan pasar yang ketat dan perubahan global menekankan perlunya Nissan untuk terus beradaptasi dan menghasilkan hasil yang nyata dengan cepat. Meski demikian, penutupan pabrik dan PHK dipandang sebagai langkah yang sulit namun diperlukan bagi masa depan perusahaan.

Source link