Krisis properti di China telah mendorong sejumlah kota di Negeri Tirai Bambu untuk mengambil langkah menarik bagi calon pembeli real estate baru. Salah satu kota yang sedang naik daun adalah Fuxin, yang terletak sekitar dua setengah jam perjalanan kereta dari Beijing.
Dilaporkan oleh Channel News Asia (CNA), harga perumahan di Fuxin telah menjadi perbincangan di media sosial China, dengan banyak netizen menyebutnya sebagai “harga properti yang sangat murah, seharga sayuran kol”. Data dari platform real estat terbesar di China, Anjuke, menunjukkan bahwa apartemen bekas di Fuxin rata-rata sekitar US$ 590 (Rp 9,7 juta) per meter persegi.
Harga ini jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan kota-kota tingkat pertama seperti Shanghai yang mencapai US$ 7.000 (Rp 115 juta) per meter persegi, serta kota-kota tingkat ketiga seperti Xiamen yang sekitar US$ 5.000 (Rp 82 juta) per meter persegi.
Tidak hanya itu, Fuxin juga terkenal dengan biaya hidupnya yang relatif lebih rendah. Banyak video di media sosial menampilkan kehidupan sehari-hari di kota tersebut, termasuk pasar pagi yang menawarkan barang-barang dengan harga yang terjangkau.
Fuxin menarik perhatian kaum milenial yang mencari alternatif dari tekanan kehidupan modern dengan anggaran terbatas. Bersama dengan biaya hidup yang murah, kota-kota lain seperti Hegang dan Hebi di China juga menawarkan opsi menarik bagi yang ingin membangun kehidupan baru atau sekadar beristirahat.
Upaya untuk memulihkan ekonomi lokal di provinsi Liaoning, termasuk Fuxin, mulai menunjukkan hasil setelah beberapa tahun terhantam krisis. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Liaoning mencapai 5,1% tahun lalu, melebihi rata-rata nasional. Hal ini juga didukung oleh pertumbuhan populasi positif sebanyak 86.000 orang pada tahun 2023.
Dengan lokasi yang strategis dan transportasi yang mudah, Fuxin semakin menarik bagi pendatang. Namun, kehadiran pendatang baru juga menimbulkan ketakutan di kalangan penduduk lokal tentang kenaikan harga properti yang mungkin sulit dijangkau oleh mereka. Meski demikian, populasi yang bertambah diharapkan dapat membawa kemajuan bagi kota tersebut, meskipun dengan tantangan tersendiri.