Pemimpin Militer Jadi Presiden Pasca Kudeta: Negara Terisolasi

by -66 Views

Krisis politik di Madagaskar semakin dalam setelah Kolonel Michael Randrianirina, pemimpin militer baru negara tersebut, mengumumkan bahwa ia akan segera dilantik sebagai presiden menggantikan Presiden Andry Rajoelina yang digulingkan dalam kudeta. Langkah ini langsung mendapatkan reaksi dari Uni Afrika yang menangguhkan keanggotaan Madagaskar sebagai respons terhadap pengambilalihan kekuasaan paksa yang dilakukan oleh Randrianirina. Randrianirina sendiri mengumumkan bahwa pelantikannya akan dilakukan dalam satu atau dua hari ke depan setelah Mahkamah Konstitusi Tinggi mengundangnya untuk menjabat sebagai presiden sementara.

Sebelumnya, Randrianirina menyatakan bahwa militer telah mengambil alih kekuasaan di negara tersebut dan membubarkan semua lembaga pemerintahan kecuali Majelis Nasional. Ia juga mengumumkan bahwa komite yang dipimpin oleh militer akan memerintah selama dua tahun ke depan bersama pemerintahan transisi yang bertugas untuk menyelenggarakan pemilihan umum baru. Sejumlah sumber dekat dengan Randrianirina menyatakan bahwa Randrianirina sebelumnya merupakan komandan unit elit CAPSAT, pasukan yang berperan penting dalam kudeta 2009 yang membawa Rajoelina ke kekuasaan. Namun, pekan lalu Randrianirina membelot dari Rajoelina dan menyerukan agar tidak menembaki demonstran yang menentang pemerintahnya.

Tindakan kudeta ini terjadi setelah Rajoelina melarikan diri dari negara tersebut ke luar negeri ketika terjadi aksi demonstrasi dari Gen Z yang menuntut pengunduran dirinya. Meskipun telah dimakzulkan oleh parlemen, Rajoelina menolak melepaskan jabatannya dan mengutuk pengambilalihan kekuasaan tersebut sebagai suatu pelanggaran terhadap tatanan konstitusional. Uni Afrika menangguhkan keanggotaan Madagaskar sebagai respons terhadap kudeta tersebut, yang kemungkinan akan memperparah isolasi internasional negara tersebut yang sangat bergantung pada bantuan dan investasi luar negeri. Madagaskar, sebagai negara kepulauan di Samudra Hindia dengan populasi sekitar 30 juta jiwa, menghadapi situasi ekonomi dan sosial yang genting, dengan tiga perempat penduduknya hidup dalam kemiskinan.

Situasi politik yang terjadi di Madagaskar saat ini akan menjadi tantangan besar bagi pemerintahan baru yang akan segera dilantik, sementara negara tersebut berjuang untuk mengatasi ketidakstabilan politik dan ekonomi demi kesejahteraan masyarakatnya.

Source link