Pada Sabtu dan Minggu, 11 – 12 Oktober 2025, di Balai Budaya Surabaya, Bengkel Muda Surabaya (BMS) menggelar pertunjukan “Hikayat Anak yang Sombong”. Dukungan dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudporapar) serta Dinas Pendidikan Kota Surabaya membuat suasana panggung terasa hidup. Anak-anak tampil lincah, bergerak, bernyanyi, serta berakting dengan penuh semangat.
Dalam sambutannya, Kabid Kebudayaan Disbudporapar Kota Surabaya, Fauzi Mustaqim Yos, menyoroti peran penting teater dalam menjaga nilai-nilai kebudayaan dan moral di tengah masyarakat majemuk. BMS dianggap sebagai garda terdepan dalam melestarikan budaya dan mendidik generasi muda. Pemerintah Kota Surabaya juga menjanjikan dukungan terus-menerus untuk seniman dalam membina anak-anak dan menjaga nilai budaya lokal.
Pementasan teater musikal anak ini, disutradarai oleh Heroe Budiarto, menjadi wadah bagi anak-anak untuk berekspresi dengan bebas dan jujur. Lebih dari sekadar menghafal naskah, anak-anak diajak untuk bermain-main dengan kreativitas dan kebebasan. Cerita dari legenda Sangkuriang disajikan secara menarik, mengingatkan pentingnya kesederhanaan, kejujuran, dan menghormati kasih ibu.
Melalui pertunjukan yang melibatkan lebih dari 20 anak dari berbagai latar belakang, BMS berhasil mengajak masyarakat untuk merenungkan ruang bermain bagi anak-anak. Teater bukanlah soal prestasi, melainkan proses pencarian jati diri. Dengan penuh kasih dalam proses pembelajaran, anak-anak di atas panggung memperlihatkan kepolosan dan keseriusan dalam bermain. Momen magis ini seperti mengingatkan Surabaya akan kepolosan dan keceriaan masa kecilnya.
