Kebijakan Prancis: PM Mundur Setelah 27 Hari

by -71 Views

Krisis politik di Prancis semakin dalam setelah Perdana Menteri (PM) Sebastien Lecornu dan kabinetnya mengundurkan diri hanya beberapa jam setelah diumumkan. Pemerintahan ini menjadi yang tersingkat dalam sejarah modern Prancis, di mana Lecornu hanya bertahan 27 hari sebagai PM dan pemerintahannya hanya 14 jam.

Pengunduran diri yang cepat ini langsung mengguncang pasar keuangan, dengan Indeks saham Paris, CAC 40, turun 2%, dan mata uang Euro tergelincir 0,7% ke level US$ 1,1665. Alasan di balik pengunduran diri cepat ini adalah kondisi parlemen yang terpecah belah, di mana politisi enggan berkompromi. PM Lecornu menyalahkan ego politisi oposisi yang terlalu kaku pada manifesto partai mereka dan menolak kompromi.

Kabinet baru yang diumumkan Lecornu menimbulkan kontroversi karena dianggap terlalu condong ke kanan oleh sebagian pihak. Hal ini membuat pemerintahan baru tidak memiliki mayoritas yang kuat di parlemen yang terfragmentasi, sehingga mudah untuk dijatuhkan.

Pasar keuangan juga bereaksi negatif terhadap situasi ini, karena instabilitas politik menjadi sentimen negatif besar bagi pasar. Analis menyoroti masalah fundamental ekonomi Prancis yang semakin diperparah oleh krisis politik ini, dengan utang negara yang tinggi dan defisit anggaran yang melampaui batas yang ditetapkan Uni Eropa.

Oposisi langsung menyerukan pemilu dini setelah pengunduran diri PM Lecornu, dengan beberapa pihak menyerukan pembubaran parlemen. Marine Le Pen dari sayap kanan dan Mathilde Panot dari sayap kiri menyerukan pemilu dini dan bahkan menginginkan Presiden Macron ikut mundur. Hal ini menunjukkan bahwa krisis politik di Prancis semakin dalam dan memperumit situasi ekonomi negara.

Source link