Massa melakukan pembakaran Halte Transjakarta Polda Metro Jaya dalam aksi demonstrasi di Jalan Sudirman, Jakarta Selatan pada pukul 21.00 WIB. Siang hari itu, suasana sekitar Polda Metro Jaya yang sebelumnya gelap kini terang benderang oleh api yang membara. Meskipun petugas Kepolisian berusaha keras untuk menahan massa agar tidak memasuki area tersebut, tetapi mereka terus berupaya. Dalam upaya meredam situasi, petugas Kepolisian menggunakan water cannon dan gas air mata untuk menghalau massa. Pada pukul 21.45 WIB, massa tidak menyerah dan melemparkan petasan yang membuat beberapa orang mencari tempat aman di dalam Polda Metro Jaya.
PT MRT Jakarta (Perseroda) juga mengambil langkah dengan menutup Stasiun Istora Mandiri dan Senayan Mastercard, sehingga kereta tidak akan berhenti di dua stasiun tersebut. Berbagai kelompok mahasiswa seperti BEM SI dan BEM UI mengumumkan aksi demonstrasi di depan Markas Polda Metro Jaya sebagai bentuk protes atas jatuhnya korban dalam unjuk rasa sebelumnya di Gedung DPR RI. Insiden yang menewaskan seorang pengemudi ojek daring bernama Affan di tengah kericuhan antara demonstran dan petugas kepolisian di Pejompongan, Jakarta Pusat, memicu unjuk rasa susulan di depan Mako Brimob di Kwitang, Jakarta Pusat.
Kadiv Propam Polri Irjen Pol Abdul Karim juga mengungkapkan bahwa tujuh aparat Brimob diduga terlibat dalam insiden tersebut dan masih dalam proses pemeriksaan. Kericuhan di Pejompongan terjadi setelah berbagai elemen masyarakat yang melakukan aksi unjuk rasa sekitar kompleks parlemen dipukul mundur oleh pihak kepolisian. Keseluruhan peristiwa tersebut memperlihatkan ketegangan antara massa demonstran dan pihak kepolisian yang terus berlanjut, menciptakan situasi yang tidak mudah untuk diselesaikan.
