Minyak Jelantah Bahan Bakar Pesawat Terbaru di RI

by -39 Views

Indonesia, sebagai negara dengan potensi energi dan sumber daya mineral yang melimpah, telah memasuki babak baru dalam pengelolaan limbah domestik. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan bahwa minyak goreng bekas atau jelantah (Used Cooking Oil/UCO) telah berhasil diolah menjadi bahan bakar pesawat. Terobosan ini, yang dikenal sebagai Sustainable Aviation Fuel (SAF), menghasilkan energi bersih, mengurangi emisi karbon, dan ramah lingkungan.

Peluncuran komersial pertama dari SAF ini ditandai dengan penerbangan perdana oleh maskapai Pelita Air rute Jakarta-Bali. Dukungan penuh Pemerintah terhadap inovasi ini mencerminkan komitmen dalam menjalankan program prioritas Presiden Prabowo. Saf berbahan baku UCO ini mampu mengurangi emisi karbon hingga 84 persen dibandingkan dengan avtur fosil.

Pertamina, perusahaan yang mengembangkan inovasi ini, menjelaskan bahwa SAF memiliki standar kualitas nasional dan internasional yang memenuhi persyaratan untuk digunakan secara aman pada pesawat terbang. Untuk memastikan ketersediaan bahan baku yang stabil, Pertamina melibatkan masyarakat melalui program pengumpulan minyak jelantah di lokasi-lokasi strategis.

Seiring dengan langkah-langkah praktis ini, Indonesia terus memperkuat transisi menuju energi bersih, termasuk pengembangan bioetanol dan kerja sama lintas lembaga. Kolaborasi antara Pertamina dan Institut Teknologi Bandung (ITB) sejak 2021 telah menghasilkan bahan bakar dengan campuran bioavtur hingga 2,4% (J2,4) melalui mekanisme coprocessing di Kilang RU IV Cilacap.

Uji coba pertama dilakukan pada tahun 2021 dengan pesawat militer Dirgantara Indonesia dan dilanjutkan pada tahun 2023 dengan pesawat komersial Boeing 737-800 milik Garuda. Upaya ini menandai kerjasama antara pemerintah, perusahaan, dan lembaga pendidikan dalam mendukung inovasi dan penggunaan bahan bakar hijau sebagai langkah positif menuju keberlanjutan energi.

Source link