Keadaan Mengkhawatirkan: Prediksi Banjir Besar dalam 5 Tahun

by -55 Views

Kabar terbaru mengungkapkan bahwa kota Kabul, ibu kota Afghanistan yang dihuni oleh lebih dari 6 juta jiwa, menghadapi ancaman serius yang bisa membuatnya menjadi kota besar pertama di dunia yang kehabisan air dalam kurun waktu 5 tahun ke depan. Laporan terbaru dari Mercy Corps menyoroti penurunan signifikan dalam muka air tanah di Kabul akibat ekstraksi air yang berlebihan dan perubahan iklim yang ekstrem. Akuifer di Kabul telah menyusut antara 25 hingga 30 meter dalam satu dekade terakhir, sementara kebutuhan air kota melebihi kapasitas pengisian ulang alamiah sebesar 44 juta meter kubik per tahun. Jika tren ini terus berlanjut, dikhawatirkan bahwa kota ini akan benar-benar kehabisan air pada tahun 2030, potensial mengakibatkan migrasi massal hingga tiga juta jiwa.

Pakar manajemen sumber daya air, Assem Mayar, mengungkapkan bahwa prediksi tersebut didasarkan pada kesenjangan yang semakin membesar antara pengisian ulang air tanah dan ekstraksi tahunan. Ketimpangan sosial juga semakin terlihat jelas dalam krisis ini, di mana warga kaya bisa memperoleh akses ke air lebih mudah dengan mengebor sumur lebih dalam, sementara warga miskin harus rela antre di keran air umum untuk mendapatkan persediaan air mereka.

Direktur LSM Environmental Protection Trainings and Development Organization (EPTDO), Abdulhadi Achakzai, menyoroti penderitaan anak-anak dari keluarga miskin yang harus meratap setiap malam untuk mencari air. Sementara itu, UNICEF mencatat bahwa hampir 50% sumur bor di Kabul telah mengering dan sekitar 80% air tanah di kota ini sudah tercemar dan tidak layak untuk dikonsumsi.

Selain itu, eksploitasi air oleh industri lokal dan perubahan iklim yang merugikan turut memperparah situasi. Perubahan iklim mempengaruhi pasokan air dari tiga sungai utama di Kabul dan meningkatkan konsumsi air pertanian. Krisis air di Kabul tidak hanya disebabkan oleh perubahan iklim, tetapi juga oleh konflik yang terjadi dalam beberapa dekade terakhir, kelemahan pemerintah, dan sanksi internasional, yang menyulitkan pemulihan dari krisis ini.

Para ahli sepakat bahwa solusi dari krisis air di Kabul hanya dapat dicapai melalui pembangunan kembali infrastruktur air yang rusak parah. Namun, sanksi internasional yang masih berlaku menyulitkan upaya tersebut. Pembangunan sistem pasokan air dari sungai-sungai terdekat dan proyek pengisian ulang air tanah buatan akan menjadi langkah krusial untuk keluar dari krisis ini.

Source link