Setiap pagi, Juwita bernafas lega. Dia tidak lagi khawatir membayar seragam sekolah, buku teks, atau bahkan makanan sehari-hari untuk anak laki-lakinya, Fachri. Sejak diluncurkannya program Sekolah Rakyat pada tahun ajaran 2025-2026, beban keuangan yang dulu sangat berat bagi Juwita mulai terangkat. Saat berkunjung ke Sekolah Rakyat Menengah Pertama 6 Jakarta, Juwita berbagi perasaannya, “Saya sangat bersyukur. Anak saya menjadi lebih rajin, dan sekarang dia berbicara dengan kami, orang tuanya, dengan lebih hormat. Ini membuat saya tersentuh – dia juga menjadi lebih mandiri. Di rumah, saya dulu mencuci pakaiannya, tapi disini dia melakukannya sendiri.”
Fachri telah tinggal di asrama hampir sebulan. Perubahan yang ditunjukkan olehnya tidak hanya tentang kemandirian, tetapi juga rutinitas harian yang lebih sehat. “Di sini, vitaminnya diurus, makanannya terjamin. Saya sangat berterima kasih kepada Presiden,” katanya. “Anak saya sekarang lebih bahagia, dan dia jauh lebih antusias,” tambahnya.
Dian, seorang orang tua lain yang anaknya Aditya mengikuti sekolah yang sama, merasa sangat bersyukur. Bagi Dian, Sekolah Rakyat adalah jawaban doanya – agar anaknya belajar disiplin dan agar keluarganya mendapatkan keringanan finansial. “Saya sangat bahagia. Saya pikir ini adalah satu-satunya cara anak saya bisa belajar berdiri sendiri, untuk menjadi lebih matang daripada sebelumnya,” ujarnya dengan suara penuh emosi.
Menurut Dian, transformasi terlihat tidak hanya dalam sikap Aditya, tetapi juga dalam kesejahteraan fisiknya. “Puji Tuhan, dia sedikit gemuk dan terlihat jauh lebih bersih sekarang. Dulu dia sulit makan – bahkan membuatnya makan dua kali sehari saja merupakan perjuangan. Tetapi disini, semuanya terjadwal – makanan, kegiatan, ibadah, dan belajar Al-Qur’an. Saya benar-benar bersyukur karena Sekolah Rakyat telah sangat membantu kami,” jelas Dian.
Bagi orang tua seperti Juwita dan Dian, Sekolah Rakyat bukan hanya sebuah program pendidikan. Ini adalah tali keselamatan bagi keluarga kelas pekerja yang telah lama berjuang untuk membiayai pendidikan yang layak bagi anak-anak mereka. “Saya sangat berterima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto – terutama karena sekarang pendidikan anak saya sepenuhnya didukung, dari makanan hingga seragam hingga buku catatan. Sebagai orang tua dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah, saya sangat menghargainya,” ujar Juwita.
Dian juga tak kuasa menahan emosi saat mengungkapkan rasa terima kasihnya. “Terima kasih kepada Presiden atas penciptaan Sekolah Rakyat, dan atas kemungkinan anak saya berada di sini. Yang bisa saya lakukan hanyalah mengucapkan terima kasih. Saya berharap dia terus sukses, tetap sehat, diberkati dengan keberuntungan berlimpah, dan keluarganya selalu baik. Seribu terima kasih untuknya,” katanya dengan tulus.
Bagi keluarga seperti mereka, Sekolah Rakyat lebih dari sekadar tempat belajar. Ini adalah ruang harapan yang baru – di mana beban hidup sedikit lebih ringan, anak-anak tumbuh menjadi pribadi mandiri, dan masa depan terasa sedikit lebih pasti.