Seorang profesor telah mengkritik negara-negara Muslim terkait situasi krisis di Gaza dan Afghanistan, menyoroti ketidakberdayaan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam menanggapi dua isu besar ini. Profesor tersebut, Amin Saikal, menyatakan bahwa OKI, yang terdiri dari 57 negara mayoritas Muslim, banyak bicara namun minim aksi yang nyata. Di tengah serangan Israel terhadap Gaza dan kekuasaan Taliban di Afghanistan, respons dari negara-negara Arab dan Muslim dinilai tidak efektif dan OKI dianggap gagal bertindak sebagai lembaga perwakilan dan konsultatif sebagaimana seharusnya.
OKI tidak mampu memobilisasi negara-negara tetangga Israel untuk membantu Gaza atau menyuarakan dukungan untuk menghentikan pasokan senjata ke Israel. Terkait Afghanistan, OKI juga dianggap tidak efektif dalam menekan Taliban terkait kebijakan larangan pendidikan bagi perempuan. Saikal menyoroti fakta bahwa negara-negara anggota OKI terlibat dengan Taliban dalam berbagai aspek politik, ekonomi, dan perdagangan.
Dia juga menilai bahwa OKI tidak lagi berfungsi sebagai lembaga yang dapat menyatukan umat Islam di tengah rivalitas dan persaingan yang semakin meningkat di antara negara anggota. Saikal mempertanyakan peran OKI dalam memecahkan perbedaan geopolitik dan sektarian, serta menyerukan agar lembaga tersebut dapat ditingkatkan dalam hal efektivitasnya untuk menghadapi tantangan saat ini.