Prancis Segera Akui Palestina, Alasan Mengharukan

by -42 Views

Prancis bersiap untuk melakukan langkah bersejarah dengan resmi mengakui Negara Palestina dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada bulan September mendatang. Presiden Emmanuel Macron disebut akan mengumumkan keputusan ini sebagai bagian dari upaya untuk mendorong negara-negara lain mengikuti jejak yang sama. Keputusan ini akan didukung melalui forum internasional yang akan digelar di New York dalam waktu dekat, di mana Prancis juga akan menjadi tuan rumah untuk pembahasan tingkat tinggi mengenai masa depan Palestina sebelum Sidang Umum PBB dimulai.

Keputusan Macron datang di tengah agresi brutal Israel di Jalur Gaza Palestina sejak Oktober 2023, yang telah menyebabkan penderitaan yang tragis bagi warga Gaza. Hampir 60 ribu warga Palestina telah tewas sebagai dampak dari agresi Israel tersebut, dan negara-negara Barat, termasuk sekutu Israel, mengecam kejahatan tersebut. Alasan di balik keputusan Prancis ini mungkin terkait dengan kondisi darurat yang semakin memburuk, terutama dalam menghadapi krisis kelaparan yang mengancam warga Gaza.

Selain faktor kemanusiaan, Macron juga terpengaruh oleh dinamika politik dalam negeri. Komunitas Muslim terbesar di Uni Eropa dan komunitas Yahudi terbesar di luar Israel dan Amerika Serikat berada di Prancis, sehingga pernyataan kontroversial dari menteri Israel mengenai Gaza serta tensi sosial di Prancis turut mempengaruhi keputusan tersebut. Meskipun Prancis telah lama mendukung solusi dua negara antara Palestina dan Israel, Macron memutuskan untuk bertindak sendiri setelah pendekatan kolaboratif mencapai jalan buntu.

Meskipun ambisi Prancis dalam diplomasi pasca-perang bersama Arab Saudi terdengar menjanjikan, beberapa analis mempertanyakan realisme inisiatif ini. Pemerintahan Israel yang saat ini menolak konsep negara Palestina dan kondisi di wilayah Gaza yang terus terancam bombardir Israel serta perluasan pemukiman Yahudi di Tepi Barat semakin mempersulit prospek perdamaian antara dua belah pihak. Selama Benjamin Netanyahu masih menjabat sebagai Perdana Menteri Israel, normalisasi hubungan dengan Arab Saudi juga akan sulit tercapai.

Source link