AS Sebut Potensi ‘Perang Baru’ Arab, Israel Jadi Aktor Utama

by -55 Views

Amerika Serikat (AS) telah mengeluarkan peringatan bahwa tidak ada rencana alternatif untuk meredakan eskalasi di Suriah selain dari gencatan senjata. Konflik bersenjata antara suku Bedouin dan Druze telah memunculkan ketegangan yang akhirnya melibatkan Israel. Utusan AS, Tom Barrack, pada hari Senin, menyatakan dukungannya terhadap pemerintahan transisi Suriah di bawah Presiden Ahmed Al Shaara, yang sebelumnya melengserkan rezim Bashar Al Assad. Barrack menekankan pentingnya mengadakan gencatan senjata untuk mengembalikan ketertiban, namun kekacauan yang ditimbulkan oleh tindakan brutal faksi-faksi yang berselisih membuat situasi semakin rumit.

Ia juga menegaskan bahwa semua faksi harus berhenti menggunakan senjata, mengakhiri permusuhan, dan menghindari siklus balas dendam. Suriah sedang menghadapi momen krusial dalam perjalanan perdamaian, sehingga dialog sekarang menjadi prioritas. Barrack juga menyoroti tindakan Israel yang melakukan serangan di Damaskus guna membantu kaum Druze, yang dianggap akan memperparah keadaan.

Lebih dari 300 orang tewas dan ribuan lainnya terpaksa mengungsi akibat bentrokan sektarian di Provinsi Suwayda Selatan. OHCHR menyampaikan laporan pelanggaran yang meluas, termasuk di antaranya eksekusi, pembunuhan, penculikan, perusakan, dan penjarahan. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengindikasikan bahwa pasukan Suriah telah memulai serangan terhadap komunitas Druze, sehingga memicu respons Israel.

Presiden Suriah, Al Sharaa, mengecam campur tangan asing dalam pidatonya. Ia bersama pemerintahan sementaranya sedang berupaya mengembalikan kekuasaan negara di daerah yang dikuasai oleh milisi Druze. Netanyahu berharap adanya zona demiliterisasi di wilayah selatan Damaskus, dari Dataran Tinggi Golan hingga wilayah Pegunungan Druze. Sementara itu, situasi di Suriah semakin rumit dan memerlukan aksi konkret untuk mencegah eskalasi yang lebih luas.

Source link