Kuncinya agar Indonesia tidak terjerumus ke dalam darurat bahan bakar gas adalah ketersediaan, keterjangkauan, dan keberlanjutan, menurut Aris Mulya Azof, Ketua Indonesian Gas Society (IGS). Dalam acara Coffee Morning CNBC Indonesia “Indonesia Darurat Gas, Benarkah?” pada Rabu (17/7/2025), Aris menjelaskan bahwa pentingnya energi yang stabil, terjangkau, dan berkelanjutan dalam konteks harga yang terjangkau bagi konsumen di Indonesia dan dampak lingkungan.
Aris juga menekankan perlunya pendekatan yang lebih berwawasan lingkungan oleh pemerintah Indonesia, dengan pelaksanaan agenda hilirisasi yang sesuai dengan Paris Protocol dari Paris Agreement. Dia juga mencatat pentingnya integrasi dalam pengelolaan bahan bakar gas, dan menggarisbawahi bahwa Indonesia harus membuka diri terhadap kebutuhan global terkait gas.
Menurut Aris, proyek-proyek yang direncanakan akan berjalan pada tahun 2027-2028, sehingga penting bagi Indonesia untuk memastikan bahwa proyek-proyek ini selesai tepat waktu. Dengan demikian, Indonesia bisa memperkuat posisinya dalam menjadikan gas sebagai energi komplementer yang berkelanjutan dan merupakan pilihan energi untuk masa depan.