Perang dagang global kembali memanas setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan gelombang baru tarif impor terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia. Langkah agresif ini menambah ketegangan global dan memicu respons cepat dari berbagai negara serta pelaku pasar. Ada enam perkembangan terbaru seputar perang dagang Trump hingga Rabu (9/7/2025).
Dalam rapat kabinet Gedung Putih, Trump mengumumkan rencana mengenakan tarif 50% untuk impor tembaga dan mengancam tarif hingga 200% untuk produk farmasi. Meski begitu, tarif untuk farmasi disebut tidak langsung berlaku dan pemerintah AS akan memberikan masa transisi 12-18 bulan.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyindir keras kebijakan tarif terbaru Trump dalam pertemuan para diplomat ASEAN di Kuala Lumpur. Ia menilai tarif, pembatasan ekspor, dan hambatan investasi kini berubah menjadi senjata persaingan geopolitik.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dijadwalkan bertemu tiga pejabat penting AS untuk membahas surat tarif dari Trump yang mengenakan bea masuk 32% atas produk asal Indonesia. Surat tarif disebut telah diterima Presiden RI Prabowo Subianto dan akan efektif berlaku mulai 1 Agustus 2025.
Meski dikenai tarif tinggi, Indonesia tetap melanjutkan kerja sama strategis dengan AS dan mengumumkan komitmen impor senilai US$ 34 miliar melalui penandatanganan MoU antara perusahaan RI dan AS, melampaui defisit perdagangan RI-AS yang diklaim Trump.
Wakil Menlu RI Arif Havas Oegroseno menegaskan bahwa pemerintah masih bisa bernegosiasi dan surat tarif yang dikirim Trump bersifat standar dan ditujukan kepada beberapa negara termasuk Indonesia. Investor justru mulai menjauh dari pasar AS dan beralih fokus ke Asia yang dinilai menarik minat baru bagi FDI.
Keputusan terkait perang dagang Trump ini memberikan dampak signifikan pada pasar global dan hubungan dagang internasional. Masing-masing negara harus secara cermat merespons situasi ini untuk melindungi kepentingan ekonomi nasional mereka. Semua pihak dapat terus mengikuti perkembangan terkini terkait perang dagang ini untuk mengambil langkah-langkah yang tepat demi menjaga stabilitas ekonomi global.