Di Amerika Serikat, film horor telah menjadi penyelamat bagi industri perfilman. Menurut data Comscore yang dihimpun Reuters, tahun ini film horor menyumbang 17% dari pembelian tiket di Amerika Utara, naik dari 11% pada tahun 2024 dan 4% satu dekade lalu. Sejumlah judul film horor seperti Sinners, Final Destination: Bloodlines, The Conjuring: Last Rites, dan Five Nights at Freddy’s 2 yang akan dirilis akhir tahun menjadi daya tarik pemilik bioskop untuk tetap bertahan di tengah persaingan.
Pemilik Springs Cinema & Taphouse di Sandy Springs, Georgia, Brandt Gully, mengatakan bahwa horor adalah salah satu genre film utama yang mereka targetkan untuk pertumbuhan. Produser, eksekutif studio, dan pemilik teater juga mengungkapkan bahwa horor memberikan wadah untuk mengatasi kecemasan zaman sekarang, dengan berbagai tema yang relevan seperti dampak pandemi global, kecerdasan buatan, dan isu-isu sosial.
Film horor juga dianggap sebagai media katarsis yang memungkinkan penonton untuk memproses emosi dan ketegangan yang sulit dihadapi sehari-hari. Selain itu, produksi film horor yang seringkali berbiaya rendah memberikan kebebasan lebih bagi para kreator untuk mengambil risiko dalam narasi dan penampilan visual, berbeda dengan produksi berbiaya tinggi yang memiliki risiko yang lebih besar.
Meskipun industri film masih dalam proses pemulihan pasca pandemi Covid-19, film horor berhasil menarik penonton kembali ke bioskop dengan daya tariknya yang unik. Data dari Analisis Ampere menunjukkan bahwa genre horor menjadi favorit di kalangan dua pertiga penonton bioskop, terutama mereka yang berusia 18 hingga 24 tahun. Dengan berbagai kesuksesan film horor di pasar global, produser film AS terus merilis judul-judul baru untuk memenuhi permintaan konsumen yang semakin meningkat.