Konflik antara Iran dan Israel terus memanas dengan penembakan rudal dan kekerasan yang terjadi selama beberapa hari terakhir. Serangan Iran telah menyebabkan tewasnya tiga warga Israel dan puluhan lainnya mengalami luka-luka. Situasi ini telah membawa kekhawatiran internasional dan menekan pasar global. Sementara itu, Israel juga memberikan respons dengan melakukan serangan balasan sebagai upaya pertahanan mereka.
Pada Senin dini hari, ledakan terjadi di Yerusalem dan kebakaran dilaporkan di Haifa setelah Israel memperingatkan akan adanya serangan rudal lebih lanjut dari Iran. Militer Israel berhasil mencegat sebagian besar proyektil yang diluncurkan namun beberapa serangan berhasil mengenai wilayah permukiman dan fasilitas penting.
Konflik ini dimulai ketika Israel melancarkan serangan mendadak terhadap fasilitas militer dan nuklir Iran pada Jumat lalu, menewaskan beberapa pemimpin militer penting dan ilmuwan nuklir. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa solusi damai mungkin hanya bisa dicapai setelah “perang habis-habisan” antara Israel dan Iran.
Harga minyak dan emas juga mengalami lonjakan akibat ketegangan antara Iran dan Israel. Harga minyak mentah naik 1,2% ke US$73,88 per barel dan harga emas menyentuh rekor baru, mendekati US$3.450 per ons. Kenaikan harga energi ini diprediksi akan meningkatkan risiko inflasi dan melambatkan pertumbuhan ekonomi global.
Uni Eropa menegaskan bahwa Iran adalah sumber ketidakstabilan di kawasan tersebut dan mendesak untuk mengambil langkah diplomatik demi mencapai perdamaian jangka panjang. Meskipun Israel memiliki hak untuk membela diri, diplomasi dianggap sebagai solusi terbaik untuk memperbaiki situasi. Semua pihak berharap bahwa ketegangan ini segera dapat mereda demi keamanan dan stabilitas global yang lebih baik.