Ratusan tahun yang lalu, para pedagang Arab melakukan perjalanan ribuan mil ke Indonesia untuk mencari tanaman harum yang disebut dalam Al-Qur’an: kapur barus atau kamper. Tanaman ini dipercaya memiliki manfaat kesehatan dan keharuman yang tidak tumbuh di jazirah Arab. Barus, sebuah pelabuhan di barat Pulau Sumatera, menjadi pusat perdagangan kamper dunia kuno. Sejarah mencatat bahwa perdagangan kamper telah menjadikan Barus sebagai pelabuhan penting sejak ribuan tahun lalu. Para pedagang Arab biasanya berlayar langsung dari Teluk Persia, melintasi Ceylon (Sri Lanka), dan akhirnya tiba di pantai barat Sumatera untuk mengangkut kapur barus yang bernilai tinggi di pasar internasional.
Selain sebagai pusat perdagangan, kedatangan para pedagang Arab juga membawa pengaruh agama ke Barus. Barus menjadi awal penyebaran Islam di Nusantara. Bukti arkeologis menunjukkan keberadaan Islam di Barus sejak abad ke-7 M, dan Barus dianggap sebagai pintu masuk awal Islam ke Indonesia. Kisah kamper bukan hanya tentang perdagangan rempah atau bahan pewangi, tetapi juga mencerminkan titik temu antara spiritualitas, ekonomi, dan peradaban. Dari Al-Qur’an hingga pelabuhan Barus, dan dari kapal dagang hingga masjid, tanaman ini menghubungkan dunia Arab dengan Nusantara jauh sebelum Indonesia dikenal dunia.
